"Kalau seseorang terjangkit antraks bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik. Hewan yang sakit juga harus diobati, biasanya gejala awal timbul luka-luka pada tubuh manusia dan kalau dibiarkan menyerang organ-organ di dalam tubuh,"ucapnya.
Pihaknya meminta warga untuk tidak panik terkait temuan sapi terkena antraks.
"Masyarakat tidak perlu heboh sudah dialokalisir," ucapnya.
Baca Juga: Terkait Antraks, Pemkab Gorontalo Tunggu Hasil Uji Laboratorium
Retno Widyastuti mengatakan, penyebaran spora antraks sangatlah mudah. Spora antraks tersebut berada di tanah penyebaran bisa melalui alas kaki yang menginjak tanah positif antraks, dan juga ban kendaraan yang melewati tanah-tanah positif.
"Maka itu dilakukan penyemprotan ke tanah-tanah dengan menggunakan formalin karena hanya formalin yang dapat membunuh spora-spora antraks. Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih, untuk selau mencuci tangan, kaki setelah dari bersinggungan dengan hewan ternak terutama di daerah Karangmojo," ucapnya.
Dijelaskannya, selain lima sapi. Ada juga kambing ketika timnya kemarin menemukan 2 kambing mati dan sudah dikubur.
Retno menjelaskan kejadian hewan terjangkit antraks baru pertama kali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, dan ada banyak kemungkinan antraks bisa terbawa masuk ke Gunungkidul.
Pihaknya akan melakukan penyemenan terhadap lokasi yang digunakan untuk menyembelih sapi. Sebab, spora antraks bisa bertahan selama 80 tahun.
Baca Juga: Antisipasi Antraks di Gunungkidul Yogyakarta, Tiga Warga Diperiksa
Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.