Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Travel Sarankan Pengguna Pesawat Medan-Jakarta Pakai Opsi Via Malaysia

Kompas.com - 23/05/2019, 13:09 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sumatera Utara, Willy TM Sihombing mengatakan masyarakat bisa mendapatkan harga tiket lebih murah jika mengambil opsi penerbangan rute luar negeri. 

Willy menyarankan, jika ingin mendapatkan harga tiket yang lebih murah, maka opsi melalui rute luar negeri bisa diambil.

Dia mencontohkan, rute Medan - Jakarta, dengan Lion Air tanpa bagasi minimal Rp 1,6 juta. Dengan bagasi 20 kg, bisa mencapai Rp 2,6 juta. 

Dengan Batik Air dan bagasi 20 kg, harga tiket mencapai Rp 2 juta. Sementara itu Garuda, minimal Rp 2,4 juta.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Pariwisata Belitung Anjlok

"Sedangkan via luar negeri, minimal 1,1 juta. Misalnya, opsi Medan - Malaysia - Jakarta. Dia starting dari harga Rp 1,1 juta. Cuman ya, orang harus punya paspor," katanya. 

Kenapa opsi rute luar negeri lebih murah? Menurut Willy, itu kemungkinan karena jarga tiket masuk kategori sub classes.

Dalam hal ini, ada peraturan batas bawah dan batas atas. Dia menduga, harga tiket murah karena pihak maskapai menggunakan tarif batas bawah.

"Sama halnya dulu, Lion Air kan starting Rp 600 ribu-Rp 700 ribu. Sekarang kan tidak. Sekarang dibukanya batas atas atau 3 klas di atas batas atas, begitu," katanya. 

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Pemudik di Sumsel Beralih Gunakan Kapal

Tidak mahal

Dijelaskannya, harga tiket Rp 1,6 juta dari Medan - Jakarta tidak dikatakan mahal karena sudah musim menjelang libur panjang. "Karena campur lebaran, libur sekolah, panjang, kalaupun akan turun bisa jadi di bulan Juli," katanya. 

Tiket pesawat Medan - Jakarta saat di kisaran Rp 1,6 juta juga dikatakan normal oleh Willy. Dikatakan normal karena mendekati masa libur panjang, yakni lebaran, libur anak sekolah. Namun, akan lebih murah jika penerbangan mengambil rute luar negeri. 

Walaupun begitu, jumlah penerbangan pihak maskapai berkurang akibat kenaikan harga tiket. 
Untuk saat ini penerbangan memang tidak banyak. Lion air, misalnya. Dari sebelumnya 20 penerbangan, sekarang hanya 4.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Arus Mudik Mulai Terasa di Pelabuhan Ambon

Menurutnya, jika Kuala Namu merugi adalah wajar penerbangan menurun. Lion Group, kata dia, saat ini jumlah penerbangannya dibawah 15 penerbangan sehari. 

"Dulu sampai 20 penerbangan untuk Lion Air, dan penerbangan untuk Batik Air. Tapi sekarang Batik bisa 10-an," katanya.

Puncak arus mudik pada H-3 dan H-4

Secara terpisah, Manager of Branch Communication and Legal Bandara Kuala Namu, Wisnu Budi Setianto menyebut puncak mudik pada libur hari raya tahun 2019 diprediksi bakal terjadi pada H-3 dan H-4.

Tahun ini jumlah penumpang mengalami penurunan 19,69 persen dibandingkan setahun lalu. Hingga 22 Mei, PT AP II menerima pengajuan 47 penambahan penerbangan.

Hal tersebut diungkapkan Manager of Branch Communication and Legal Bandara Kuala Namu, Wisnu Budi Setianto.

Baca juga: Warga Sumatera Barat ke Jakarta Diprediksi Sedikit karena Tiket Pesawat Mahal

 

Dijelaskannya, H-3 atau Sabtu (1/6/2019), jumlah penumpang sebanyak 26.310 orang dan H-4 atau pada hari Minggu (2/6/2019), jumlah penumpang sebanyak 25.956 orang.

"Dibanding tahun 2018, jumlah penumpang pada mudik hari raya tahun 2019 mengalami penurunan 19,69 persen pada H-3 dan 20, 61 persen pada H-4, dimana pada H-3 berjumlah 32.760 penumpang, dan 32.693 penumpang," katanya.

Wisnu menambahkan, jumlah pergerakan pesawat pada Libur Hari Raya diperkirakan mengalami penurunan 23.74 persen dibanding 2018, di mana pada tahun 2018 berjumlah 245 pergerakan dan pada tahun 2019 diperkirakan hanya 198 pergerakan pesawat.

Sampai hari ini, 22 Mei 2019 pihaknya baru menerima pengajuan penambahan jadwal penerbangan dari Jet Star Asia, Malaysia Airlines dan Silk Air.

"Totalnya 47 penambahan penerbangan yang semuanya untuk penerbangan Internasional, Malaysia dan Singapura," katanya.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Pendapatan Bandara Internasional Minangkabau Turun 25 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com