Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janggelan, "Si Hitam" yang Selalu Dicari untuk Berbuka Puasa

Kompas.com - 23/05/2019, 11:36 WIB
Sukoco,
Rachmawati

Tim Redaksi

Setelah bahan dipastikan tercampur rata, cairan janggelan akan dicetak ke dalam ember seukuran 23 kilogram atau ember kecil dengan ukuran 10 kilogram.

"Satu ember besar kita jual Rp 40.000, kalau ember kecil kita jual Rp 20.000,” ujar Sumarni pemilik pabrik.

Selama memasuki bukan puasa, Sumarni mengaku pabrik janggelan miliknya menghabiskan bahan baku hingga 300 kilogram dengan jam kerja dari subuh hingga tengah malam dan menghasilkan sedikitnya 400 ember janggelan per hari.

Padahal di hari biasa, pabriknya hanya memproduksi janggelan setiap tiga hari sekali dengan bahan baku sebanyak 50 kilogram.

“Pedagang sendiri yang ngambil kesini,” ucapnya.

Sumarni merintis usaha janggelan di Magetan sejak tahun 2001 lalu. Sebelumnya, ia hanya memasok kebutuhan bahan baku pembuatan janggelan ke Palembang karena di desa tempat tinggalnya dulu merupakan pembudidaya tanaman janggelan. Warga menanam sebagai tanaman sela saat musim kemarau.

"Dulu satu rumah warga punya berton-ton janggelan kering. Sekarang sudah nggak ada yang mau nanam, karena harga janggelan sempat murah. Dulu janggelan kering hanya Rp 2.500,” katanya.

Karena tak ada lagi warga Magetan yang menanam tanaman janggelan, Sumarni terpaksa mendatangkan janggelan dari Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, higga Kota Trenggalek. Kelangkaan bahan baku membuat harga bahan baku janggelan melonjak tajam.

"Satu kilo sekarang Rp 45.000. Itupun barangnya susah dicari,” keluhnya.

Baca juga: Pesantren di Magetan Ini Punya Terowongan Akhirat.

Selama bulan Ramadhan Sumarni mengaku mampu meraup penghasilan lebih dari Rp 10 juta per hari. Sayangnya kelangkaan dan tingginya harga bahan baku pembuatan keuntungan Sumarni menipis.

Untuk menyiasati hal tersebut, Sumarni mengaku akan mencoba memproduksi agar-agar dari rumput laut.

"Kita mau mencoba untuk membuat agar-agar dari rumput laut selain memproduksi janggelan,” katanya.

Janggelan yang siap konsumsi banyak diburu masyarakat di bulan Ramadhan untuk campuran membuat minuman berbuka puasa. Beragam minuman bisa dibuat dari campuran janggelan seperti cendol janggelan hingga minuman coklat yang dicampur dengan serutan janggelan.

Salah satu warga Magetan, Yeni mengaku membeli janggelan di pabrik Sumarni untuk bahan baku pembuatan minuman es campur yang dijualnya.

"Untuk jualan es campur di bazar Ramadhan. Selain itu ada juga cendol janggelan,” ujarnya.

Baca juga: PDAM Magetan Ungkap Penyebab Gatal yang Dialami Warga, Salah Satunya Ulat Bulu

Menurut Sumarni, janggelan kaya akan serat serta berkhasiat untuk mencegah panas dalam. Tingginya serat dalam hasil olahan janggelan juga diyakini bisa mencegah gangguan pencernaan dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Janggelan juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan atau diet.

"Paling bagus yang saringan pertama yang paling pahit. Disimpan di kulkas baru dikonsumsi. Khasiatnya banyak, kalau kita konsumsi kan rasanya langsung terasa di perut jadi adem,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com