Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Antraks di Gunungkidul Yogyakarta, Tiga Warga Diperiksa

Kompas.com - 22/05/2019, 16:34 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, melakukan pemeriksaan kepada tiga orang yang bersentuhan langsung hewan ternak yang postif antraks.

Sampai saat ini pihak Dinkes masih menunggu hasil laboratorium apakah virus antraks tersebut sudah menyerang manusia atau belum.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati menyampaikan, hasil koordinasi dengan dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi terjangkitnya antraks.

Pihaknya memeriksa tiga orang, adapun rinciannya dua orang dilakukan pemeriksaan awal, dan seorang harus diperiksa intensif, hingga sampelnya dikirim ke labratorium.

Tiga orang ini yang bersentuhan langsung dengan sapi yang mati terkena virus antraks di dusun Grogol 4, Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Baca juga: Fakta Wabah Antraks di Gorontalo, 2 Warga Terjangkit hingga Usai Pesta Daging Kerbau

Perlu beberapa hari untuk mengetahui apakah warga tersebut terpapar antraks. Pemeriksaan dilakukan bersama tim medis dari dinas Kesehatan DIY.

"Kami lakukan pengambilan sampel untuk diperiksa apakah mengandung antrak atau tidak. Belum ada yang dipastikan terkena antraks," katanya saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Gunungkidul, Rabu (22/5/2019).

Dijelaskannya, penularan antraks bisa dilakukan dengan kontak langsung sapi mati, kontak langsung selaput lendir misalnya bibir, Atau mengkonsumsi daging yang mengandung antraks tidak dimasak dengan benar. Untuk gejala ringan hingga menyebabkan kematian.

"Awal biasanya timbul luka basah pada tubuh. DIbiarkan menyerang organ di dalam tubuh," ucapnya.

Baca juga: Terkait Antraks, Pemkab Gorontalo Tunggu Hasil Uji Laboratorium

Pihaknya memerintahkan kepada puskesmas yang ada di Karangmojo untuk memeriksa setiap hari warga yang berada di lokasi endemik antraks.

"Kalau seseorang terjangkit antraks bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotik. Hewan yang sakit juga harus diobati, biasanya gejala awal timbul luka-luka pada tubuh manusia dan kalau dibiarkan menyerang organ-organ di dalam tubuh,"ucapnya.

Lima sapi dan dua kambing terjangkit

Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan penyebaran spora antraks sangatlah mudah. 

Spora antraks tersebut berada di tanah penyebaran bisa melalui alas kaki yang menginjak tanah positif antraks, dan juga ban kendaraan yang melewati tanah-tanah positif.

Baca juga: Terduga Korban Anthrax di Gorontalo Sebelumnya Disebut Makan Daging Kerbau yang Sudah Tewas

"Maka itu dilakukan penyemprotan ke tanah-tanah dengan menggunakan formalin karena hanya formalin yang dapat membunuh spora-spora antraks. Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih, untuk selau mencuci tangan, kaki setelah dari bersinggungan dengan hewan ternak terutama di daerah Karangmojo," ucapnya.

Dijelaskannya, selain lima sapi. Ada juga kambing ketika timnya kemarin menemukan 2 kambing mati dan sudah dikubur.

Retno menjelaskan kejadian hewan terjangkit anthraks baru pertama kali terjadi di kabupaten Gunungkidul, dan ada banyak kemungkinan antraks bisa terbawa masuk ke Gunungkidul.

Pihaknya akan melakukan penyemenan terhadap lokasi yang digunakan untuk menyembelih sapi. Sebab, spora antraks bisa bertahan selama 80 tahun. 

Baca juga: Daging Sapi Diduga Terjangkit Antraks Dijual di Pasar Trenggalek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com