Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuli, Dukuh Perempuan yang Sempat Ditolak Warga, Kini Mulai Bekerja

Kompas.com - 22/05/2019, 15:50 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Yuli Lestari (41), kepala dukuh terlantik Pandeyan, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, telah menjalankan tugasnya sebagai kepala Dusun Pandeyan. Warga yang sempat menolak kini telah menerimanya.

Ditemui wartawan di Balai Desa Bangunharjo, Yuli mengaku sudah berkoordinasi dengan ketua RT yang sempat menolak, yakni RT 2, 4 dan 5. Mereka akhirnya menerima Yuli sebagai kepala dukuh perempuan. Ia pun sudah mulai bekerja sebagai kepala dukuh.

Yuli mengaku, terkait ketua RT 3, pihaknya sudah mencoba untuk berkomunikasi, namun belum bisa.

"Mereka sangat baik dan mau kembali menjadi RT dan bersama-sama membangun Dusun Pandeyan," ucapnya, Rabu (22/5/2019).

Baca juga: 7 Fakta Yuli Ditolak Warga Jadi Kepala Dukuh Karena Perempuan, Dianggap Tak Mampu Kerja 24 Jam hingga Tanggapan Sri Sultan

Yuli juga siap dievaluasi warga jika dalam bekerja melayani masyarakat dianggap kurang baik.

"Saya sangat terbuka karena saya juga butuh koreksi dari masyarakat," katanya.

Kepala Desa Bangunharjo, Yuni Ardi Wibowo mengatakan, pihaknya mendukung penuh Yuli bekerja sebagai kepala dukuh Pandeyan. Pihaknya berharap masyarakat pun mendukung agar program pembangunan bisa berjalan.

Apalagi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap masyarakat mendukung.

"Saya kira masyarakat harus sadar dan legawa dengan keberadaan dukuh perempuan," ucapnya.

Baca juga: Kepala Dukuh Perempuan Ditolak Warga, Ini Kata Sri Sultan HB X

Yuni berbesan kepada dukuh baru untuk bersilaturahmi kepada warga, baik yang menerima maupun yang menolak. Sebab, pemimpin itu harus menerima seluruh masyarakat.

"Jadi yang masih menolak harus diperlakukan sama dengan warga yang menerima karena menjadi pemimpin," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com