KOMPAS.com - Oknum guru mata pelajaran Agama Islam di Garut, AS (54), meminta maaf karena telah menyebarkan konten undangan pengeboman massal di Jakarta.
AS mengaku telepon genggam miliknya eror dan saat menerima pesan tentang konten tersebut "tak sengaja" terkirim.
Hal itu disampaikan dirinya saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Garut pada hari Selasa (21/5/2019).
Sementara itu, AS juga diketahui sering dikeluarkan dari WhatsApp Group (WAG) karena dianggap sering share pesan provokatif.
Berikut ini fakta lengkapnya:
AS mengaku, dirinya mendapat share pesan ajakan pengeboman massal Jakarta dari grup Prabowo-Sandi yang ada di HP-nya.
“Kalau atas nama (pengirimnya) saya lupa, waktu itu yang mengundang masuk grup (Prabowo-Sandi) juga saya tidak kenal,” jelasnya.
AS mengaku, dirinya tidak memiliki kedekatan dengan tim relawan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun AS mengakui, dirinya pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
“Ya (pendukung Prabowo-Sandi), sebagai masyarakat biasa, saya berhak juga mendukung ke mana saja,” katanya.
Baca Juga: Sebar Video Hoaks "People Power" di Medan, Pria Ini Ditangkap
AS mengaku, saat membaca share pesan ajakan pengeboman massal Jakarta dari grup Prabowo-Sandi, HP-nya tiba-tiba error dan pesan tersebut terlanjur tersebar.
“Sebenarnya saya waktu itu belum betul-betul membaca dan tidak bermaksud menge-share, cuman handphone (HP) error, sehingga ada masuk pesan terjadi pengiriman pesan,” katanya kepada wartawan di Mapolres Garut, Selasa (21/5/2019).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudho Wisnu Andiko membantah jika AS menyebar pesan secara tidak sengaja karena HP error.
Menurutnya, lewat rekam jejak digital, diketahui penyebaran pesan tersebut dilakukan secara sengaja.
Baca Juga: Ketum PP Muhamamdiyah Imbau Masyarakat Tak ke Jakarta untuk Ikut Aksi 22 Mei