Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi TKI asal NTT Tewas Diterkam Buaya di Malaysia

Kompas.com - 22/05/2019, 07:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala BP3TKI Kupang, Siwa, mengatakan, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Stephen Tolok, tewas diterkam buaya saat hendak menjala ikan di kolam.

Kejadian itu, kata Siwa, bermula ketika Stephen dan beberapa rekannya, bermaksud menjala ikan dalam kolam di area ladang FGV Lahad Datu di daerah perladangan kelapa sawit Felda Shabat 41 Lahad Datu Negeri Sabah, Malaysia.

"Saat sedang asyik mencari ikan, jalanya tersangkut, sehingga Stephen turun ke dalam kolam," ungkap Siwa, kepada Kompas.com, Selasa (21/5/2019) malam.

Baca juga: Diterkam Buaya, TKI Asal NTT Tewas di Malaysia

Saat turun ke kolam, tubuh Stephen kemudian disambar dan ditarik ke dalam kolam oleh buaya.

Kejadian itu, kata Siwa, berlangsung pada 16 Mei 2019, sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

Melihat itu, teman-teman Stephen lalu berlari menuju tempat kerja mereka untuk memberitahukan kejadian itu.

Pihak perusahaan sempat berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat untuk melakukan pencarian, namun tidak berhasil ditemukan.

Jasad Stephen baru berhasil ditemukan mengambang di kolam pada keesokan harinya.

"Saat ditemukan, jenazah dalam kondisi kepalanya rusak," ujar Siwa.

Stephen Tolok, TKI asal NTT, tewas akibat diterkam buaya di dekat tempat kerjanya di Malaysia.

Baca juga: Warga Diterkam Buaya BKSDA Kirim Tim ke Aceh Timur

Stephen ditemukan tewas tanpa kepala di sebuah kolam pada sebuah perladangan kelapa sawit, tepatnya di Felda Shabat 41 Lahad Datu Negeri Sabah, Malaysia.

Stephen Tolok, adalah warga Desa Kalembu Weri, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.

Jenazah Stephen sudah dikirim dari Malaysia pada 20 Mei 2019 kemarin dan sedang dalam penerbangan dari Jakarta menuju Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com