Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Damkar 3 Hari Berjibaku Atasi Kebakaran Pasar Kosambi Bandung

Kompas.com - 21/05/2019, 23:41 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Setelah berjibaku dengan panas api selama tiga hari, akhirnya api yang membakar semi basement Pasar Kosambi dipastikan padam. Para pedagang memunguti barang dagangannya yang terselamatkan.

Kebakaran Pasar Kosambi terjadi pada Sabtu (18/5/2019) sekitar pukul 20.00 WIB. Api mulai diketahui sekuriti pasar yang saat itu tengah berpatroli.

Sebagai upaya awal, sekuriti tersebut berusaha memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (Apar). Sayangnya, meski 20 Apar telah digunakan, si jago merah bukannya padam malah semakin membesar.

Sekuriti pasar itu pun menyerah dan melaporkan musibah itu ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung. Beberapa menit kemudian kendaraan pancar pun tiba. Petugas pemadam bersiap memadamkan api yang saat itu semakin besar.

Penyekatan dilakukan di beberapa titik akses masuk basemen agar api tak menyebar dan membakar bangunan lainnya.

Baca juga: Pedagang Korban Kebakaran Pasar Kosambi Bingung Modal untuk Jualan

 

Memang cukup sulit menjinakkan si jago merah saat itu. Petugas harus berjibaku dengan suhu yang panas dan asap hitam yang tebal menyelimuti ruangan. Meski mengenakan breathing apparathus atau alat bantu pernafasan bertekanan udara, namun petugas hanya mampu bertahan selama 15 menit saja.

“Tiga peleton dikerahkan sampai mekaniknya juga turun. Kalau (jumlah) kendaraan kurang lebih 26 unit dari pancar sampai rescue,” terang Kabid Pemadam Diskar PB Kota Bandung, A Kurnia yang dihubungi Kompas.com, Selasa (21/5/2019).

Petugas damkar berjibaku

Hari pertama kebakaran, petugas berusaha menjinakkan dengan menggunakan air di tank bungker pasar. Petugas menyemprotkan sedikit demi sedikit jilatan api yang membakar barang di sekitarnya.

“Hari pertama (pemadaman) itu 24 jam tanpa henti),” kata Kurnia.

Pada hari kedua, air tank bunker pasar pun habis. Petugas akhirnya mencari sumber air terdekat untuk memadamkan api.

“Ada bantuan juga dari Damkar Kabupaten Bandung dan Cimahi,” kata Kurnia.

Petugas cukup sulit menjangkau titik api yang jaraknya cukup jauh di tengah basemen pasar yang pengap saat itu. Asap tebal dan panasnya suhu ruangan memang menjadi kendala, sampai akhirnya petugas mencari celah ventilasi agar asap dan udara panas bisa keluar sehingga tidak tertahan di ruangan.

“Kita buka ventilasi, kios-kios buatan yang di luar akhirnya dibongkar, karena awal-awal sangat sulit. Ruangan basemen terbatas, udara panas, kami lakukan sistem hit and run dengan mengenakan breathing apparatus yang kekuatannya hanya 15 menit, masuk ke dalam semprot, alhamdulilah efektif,” jelasnya.

“Hari kedua, api setengahnya. Kita sudah masuk ke dalam karena sudah membuka ventilasi dengan membongkar kios tambahan itu. Di pinggir kita bongkar, api kelihatan didalam tapi nggak ada merah karena memang tersekap di basemen,” imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com