Butuh Rp 3 M untuk Bangun Kembali Kelenteng Probolinggo yang Terbakar

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Ketua Kelenteng Tri Dharma Sumber Naga, Adi Sutanto mengatakan, butuh dana Rp 3 miliar untuk membangun kembali Kelenteng Tri Dharma yang terbakar pada Sabtu (18/5/2019) dini hari itu.

Adi mengatakan, ada sejumlah pihak yang siap menyumbang uang atau bahan bangunan dalam upaya rekonstruksi kelenteng. 

"Kelenteng Sumber Naga selama ini bisa menampung 500-an jemaat Konghucu, Budha dan Tao. Kelenteng kami dipakai untuk peribadatan umat Budha, Khonghucu dan Tao. Kalau Imlek, acaranya dipusatkan di kelenteng,” jelasnya, Selasa (21/5/2019). 

Baca juga: Kelenteng Terbakar, Ibadah Waisak Dilakukan di Lokasi Lain

Adi menyampaikan terima kasih atas kepedulian Pemkot Probolinggo yang kabarnya akan membantu membangun kembali kelenteng tersebut. 

Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan, proses restrukturisasi dan rekonstruksinya kelenteng akan dilakukan setelah dilakukan kajian oleh tim yang akan dibentuk Pemkot. 

"Bantuan dana ada dari Pemkot Probolinggo tentu ada. Tapi kami masih butuh waktu untuk melakukan kajian yang akan dibentuk Pemkot," katanya usai menerima kunjungan pihak Kelenteng Tri Dharma Sumber Naga Kelenteng Kota Probolinggo.

Baca juga: Fakta di Balik Kebakaran Pasar Kosambi Bandung, 10 Jam Terbakar hingga 178 Lapak Hangus

Hadi mengatakan, pihaknya menyampaikan kepada pihak kelenteng akan melakukan kajian sebelum mengambil keputusan supaya tidak melanggar aturan. Kelenteng Sumber Naga telah masuk ke dalam cagar budaya yang tidak boleh sembarangan mengubah bentuk aslinya.

Pihaknya akan mengundang pihak dari kelenteng untuk diskusi dan melakukan kajian agar bisa dipahami bahwa kelenteng merupakan cagar budaya. Pemerintah punya kewajiban untuk merawatnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah kelenteng yang menjadi salah satu cagar budaya Kota Probolinggo, Jawa Timur, ludes terbakar, Sabtu (18/5/2019) dini hari.

Kebakaran di Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng Sumber Naga di Jalan WR Soeprtaman ini diduga karena lilin yang selalu menyala roboh.