Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Anak Anjing Liar, Pemuda di Bali Meninggal karena Rabies

Kompas.com - 21/05/2019, 17:46 WIB
Rachmawati

Penulis

SEMARAPURA, KOMPAS.com - Suasana duka yang mendalam masih dirasakan Anak Agung Gede Ngurah Yasa (56) dan istrinya Anak Agung Istri Anom Putri Asih (53) saat ditemui di kediamannya di Banjar Peninjoan, Desa Paksebali, Klungkung, Senin (20/5) pagi.

Mata keduanya berkaca-kaca saat mengingat putra semata wayangnya, Anak Agung Gede Rai Karyawan (22), yang meninggal karena positif rabies pada Minggu (19/5) malam.

Pemuda tersebut sebelumnya tidak pernah bercerita kepada orangtuanya jika pernah digigit anak anjing di sekitar objek wisata Kali Unda di Desa Paksebali.

"Tapi teman-temannya tahu kalau anak saya pernah digigit anjing beberapa bulan lalu," ungkap Ngurah Yasa dengan nada pelan kepada awak media.

Baca juga: Pengakuan Pedagang yang 24 Tahun Berjualan Daging Anjing untuk Dimakan

Ngurah Yasa lalu duduk di teras rumahnya, yang luasnya sekitar 3 x 3 meter. Di sebelahnya, sang istri AA Anom Putri Asih, bersimpuh sembari menunjukkan album foto Gede Rai.

Ia berusaha tegar menerima kenyataan, sembari mengenang putra semata wayangnya, yang menurutnya sangat kalem dan mudah bergaul.

Tidak banyak hal yang diucapkan wanita paruh baya itu. Ia hanya berujar dirinya sempat mengira sang anak mengalami kesurupan ketika adanya gejala aero phobia (ketakutan terkena angin).

Firasat aneh sebenarnya telah dirasakan Anom Putri.

Ketika berulang tahun pada April lalu, putranya hanya meminta hadiah ke orangtuanya untuk dapat bersembahyang bersama-sama ke Pura Dalem Ped di Nusa Penida.

"Anak saya sempat seperti orang kesurupan, makanya kami sempat bawa ke balian di wilayah Banjarangkan," ungkap Ngurah Yasa.

Sesak Napas

Ngurah Yasa menceritakan, gejala rabies yang dialami putranya baru tampak pada Sabtu (18/5) malam.

Sekitar pukul 22.00 Wita, putranya yang sehari-hari membuat tedung agung tiba-tiba mengalami sesak napas hingga dibawa ke RSUD Klungkung.

"Sempat diperiksa karena sesak napas itu, dan kami minta pulang sekitar pukul 02.00 Wita," ungkap Ngurah Yasa.

Keesokan paginya, kondisi Gede Rai semakin parah. Selain sesak, ia juga mulai tidak bisa meneguk air.

Saat dibawa ke RSUD Klungkung, pemuda yang akrab dipanggil Ode ini kerap mengamuk.

Baca juga: Cegah Rabies, Pemkot Jakut Beri Vaksin Gratis untuk Peliharaan Warga

Pihak keluarga kemudian memulangkan paksa Gede Rai. Mereka mengira Ode mengamuk karena kesurupan.

Keluarga pun membawanya ke balian (pengobatan alternatif) di wilayah Banjarangkan. Padahal ketika itu korban mengalami aero phobia.

"Balian-nya lalu meminta anak saya agar dibawa ke mantri di Tegal Besar, Desa Negari. Di sinilah lalu anak saya dikatakan kena rabies, dan diminta ke rumah sakit," ungkap Ngurah Yasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com