Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Anak Anjing Liar, Pemuda di Bali Meninggal karena Rabies

Kompas.com - 21/05/2019, 17:46 WIB
Rachmawati

Penulis

Setelah dibawa kembali ke RSUD Klungkung, Minggu (19/5) pukul 18.00 Wita, kondisi Gede Rai semakin parah. Ia harus diikat di bed, karena terus berontak akibat fobia angin.

Setidaknya 20 kali pemuda berbadan kurus ini muntah. Ia kemudian menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (19/5) pukul 20.19 Wita.

Sempat Digigit Anak Anjing

Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan Gede Rai terjangkit rabies.

Namun sekitar dua tiga bulan lalu, rekan-rekannya sempat mengatakan Gede Rai tergigit anak anjing di sekitar Objek Wisata Kali Unda.

"Banyak temannya yang lihat. Ada anak anjing yang dibuang ke Kali Unda, karena mengigit majikannya juga. Anak anjing itu diambil oleh Gede Rai dan jari tangannya digigit," ungkap kerabat korban, Anak Agung Oka.

Saat itu sebenarnya rekan-rekanya telah menasehati agar Gede Rai mencari vaksin anti rabies (VAR) karena digigit anak anjing. Namun hal ini diabaikannya, karena luka gigitan pada jarinya dianggap ringan.

"Pihak RS sudah menyarankan pasien untuk opname, namun pasien menolak. Kami minta keterangan ke keluarga dan rekan-rekannya. Pasien memang menolak untuk mencari VAR karena katanya gigitanya kecil," jelas Kadis Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni, kemarin.

Baca juga: Anjing Gila Serang Puluhan Warga, Kolaka Utara Tetapkan Siaga 1 Rabies

Gede Rai merupakan korban meninggal rabies pertama, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Korban meninggal dunia karena rabies di Klungkung terakhir terjadi tahun 2016, yaitu Anak Agung Gede Yoga, bocah usia 9 tahun asal Dusun Koripan Tengah, Banjarangkan.

Ramai-ramai Minta VAR

Setelah Gede Rai meninggal karena positif rabies, rekan dan kerabatnya ramai-ramai mencari VAR ke Puskesmas Dawan II, kemarin.

Meskipun tidak digigit anjing, mereka khawatir terjangkit rabies dari air liur Gede Rai.

Sebelum meninggal, mereka sering kali pesta miras (tuak) dengan Gede Rai, dan menggunakan satu gelas secara bergiliran.

"Rabies memang ditularkan dari air liur. Mengurangi resiko itu, warga yang sempat pesta tuak dengan pasien kami berikan VAR," ujar dr Made Swapatni.

Tidak hanya kepada rekan-rekannya, VAR juga diberikan kepada petugas medis dan kerabat yang sempat terpapar muntahan dari Gede Rai saat menjalani perawatan.

"Setidaknya ada sekitar 25 orang yang kita berikan VAR terkait kasus ini," tambahnya.

Sementara Kadiskes juga memastikan, stok VAR di Klungkung saat ini masih aman.

Selain stok VAR sebanyak 200 vial, Diskes Klungkung juga sudah melakukan pengadaan VAR tahun ini sebanyak sekitar 1.700 vial dan bantuan dari Pemprov Bali sekitar 2.000 vial VAR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com