Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Jokowi, Tolong Bantu Sekolah Kami"

Kompas.com - 21/05/2019, 07:19 WIB
Nansianus Taris,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MAUMERE, KOMPAS.com - Siswa dan siswi SMPN 3 Waigete, Desa Watu Diran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT, terpaksa mengikuti ujian kenaikan kelas di tenda darurat, Senin (20/5/2019).

Hal ini lantaran 2 unit ruang kelas darurat di sekolah tersebut ambruk diterpa angin kencang pada awal Maret lalu.

Hingga saat ini pun, bangunan darurat yang ambruk itu belum diperbaiki Pemerintah Kabupaten Sikka.

"2 kelas ujian di tenda darurat. Kelas 7A dan 7B. Tenda darurat ini sumbangan dari Kodim 1603 Sikka. Tendanya dipasang sejak tanggal 3 Mei. Tujuannya agar anak-anak bisa belajar dan tidak ujian di bawah pohon," kata Kepala SMPN 3 Waigete Aleksius Susar kepada Kompas.com, Senin. 

Baca juga: Gurunya Bergaji Rp 85.000 Per Bulan dan Ruang Kelasnya Memprihatinkan, Ini Respon Bupati Sikka Terhadap Kondisi SMPN 3 Waigete

Ia mengungkapkan, SMPN Waigete tidak hanya mengalami keterbatasan ruangan kelas, tetapi juga banyak fasilitas lain.

"Kita bisa lihat sendiri, anak-anak ini ujian tanpa meja. Mereka kerja soal ujian dengan menaruh kertas di paha. Yang ada sekarang ini kursi plastik saja. Yang lain sama sekali belum ada," ungkap Aleks.

Ia menuturkan, ujian kenaikan kelas itu akan berlangsung selama 1 minggu, dan sampai selesai anak-anak mengikuti ujian di tenda darurat.

"Kalau tidak ada tenda darurat ini, ya kami tidak tahu anak-anak mau ujian di mana. Terpaksa di bawah pohon saja," tutur dia.

Terkait keterbatasan ruang kelas, Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Sikka sudah datang meninjau lokasi untuk pembangunan gedung sekolah di tahun 2019.

"Pak Plt Kadis PKO Sikka sudah datang survei lokasi di sini. Mereka sudah datang cek apakah tanah yang mau bangun gedung sekolah sudah aman atau belum. Hasilnya, semua aman. Dan tahun ini informasinya 3 ruang kelas akan dibangun di sekolah ini. Harapannya itu bisa terealisasi," ujar dia.

Aleks menambahkan, pasca-SMPN 3 Waigete ramai diberitakan media massa di Sikka, banyak pihak yang menunjukkan kepedulian bagi kondisi pendididikan di sekolahnya.

"Setelah ada berita beredar di media, Kodim 1603 langsung datang bawa bantuan berupa tenda. Ada dari Jakarta yang kirim kami kapur tulis. Ada pula yang mau sumbang buku. Mereka mengetahui kondisi sekolah ini di banyak media," tambah Aleks.

Sementara itu, salah seorang siswi kelas 7 SMPN 3 Waigete, Maria Trisilia (15) mengaku tidak nyaman ujian di tenda darurat tersebut.

"Saya tidak nyaman pak. Mau tulis saja tidak ada meja. Saya dan teman-teman jadikan paha pengganti meja. Kami terpaksa membungkuk untuk bisa kerja soal. Kalau tidak kami tidak bisa ikut ujian naik kelas ini," ujar Maria.

Ia mengatakan, selain tidak ada meja, ia merasa terganggu karena ikut ujian di ruang yang terbuka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com