Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Dukuh Perempuan Ditolak Warga, Ini Kata Sri Sultan HB X

Kompas.com - 20/05/2019, 15:20 WIB
Wijaya Kusuma,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DIY Sri Sultan HB X angkat bicara terkait penolakan warga atas Kepala Dukuh Pandeyan karena perempuan. Sri Sultan mengatakan, sudah mencari informasi terkait duduk permasalahannya.

"Kami sudah bicara dengan Pak wakil. Tadi malam kami juga sudah menyuruh orang," ujarnya saat ditemui di Kantor Kepatihan, Senin (20/5/2019).

Sri Sultan menyampaikan, pihaknya belum mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya. Sebab orang yang diutus untuk mencari informasi belum melaporkan hasilnya.

Baca juga: Ditolak Warga karena Perempuan, Pengangkatan Kepala Dukuh Pandeyan Sudah Sesuai Aturan

Namun demikian, Sri Sultan menegaskan semua warga negara baik perempuan maupun laki-laki mempunyai hak yang sama bisa menjadi pemimpin.

"Itu kan sudah sah, sudah melalui pemilihan dan terpilih," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Suharsono mengaku menyesalkan adanya penolakan terhadap dukuh terpilih, Yuli Lestari (41) karena perempuan.

"Tidak boleh ada tindakan-tindakan yang di luar konstitusi, yang melampaui undang-undang. Tidak boleh ada penolakan terhadap perempuan karena perempuanya," ungkapnya.

Suharsono menjelaskan Negara Republik Indonesia memberikan hak yang sama dan setara di dalam jabatan publik baik laki-laki maupun perempuan.

Sehingga pihaknya menghimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan-tindakan di luar koridor hukum.

"Kita akan memberikan penjelasan, kita beri kesadaran kepada pihak-pihak terkait. Tidak boleh ada penolakan terhadap seseorang untuk menduduki jabatan publik karena jenis kelamin," urainya.

Baca juga: Karena Perempuan, Kepala Dukuh Ini Ditolak Warganya

Menurutnya, sepanjang mekanisme pemilihan dukuh sudah berjalan semestinya dan sesuai dengan koridor hukum maka siapapun yang terpilih haruslah diterima. Tidak boleh ada penolakan-penolakan.

Namun demikian, pihaknya masih akan mendalami lagi alasan penolakan warga terhadap Yuli Lestari. Karenanya, rencananya pada Selasa (21/05/2019) pihaknya akan memanggil pihak-pihak terkait terutama perangkat Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.

"Kita masih harus dalami apa alasan sebagian warga yang menolak. Tetapi tidak boleh seorang pun yang menolak perempuan menduduki jabatan publik," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dukuh Pandeyan Yuli Lestari ditolak oleh warganya karena dia perempuan dan dianggap tidak bisa melayani warga dukuh selama 24 jam.

Padahal, Yuli telah mengikuti seleksi perangkat Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan telah dilantik oleh Lurah Desa pada Jumat (17/5/2019) bersamaan dengan pelantikan Hari Wantoro sebagai Kepala Dukuh Gatak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com