Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Berjuang Padamkan Kebakaran Lahan Saat Berpuasa...

Kompas.com - 20/05/2019, 13:22 WIB
Idon Tanjung,
Rachmawati

Tim Redaksi

"Kami akan terus bekerja keras demi bangsa ini. Walaupun kami jarang bisa menikmati waktu libur bersama anak dan istri. Kadang anak ngajak Sabtu dan Minggu liburan, tapi kadang tidak bisa karena tetap kerja," ucap Joko.

4 Bulan Tidak Berhenti Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan

Tim Manggala Agni sudah berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau tanpa berhenti sejak awal tahun 2019.

Pada bulan Februari 2019 lalu, kebakaran gambut dan menyebar di beberapa wilayah yaitu Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), dan Kabupaten Bengkalis. Kebakaran di tiga wilayah itu menjadi tanggung jawab Manggala Agni Daops Dumai.

Joko Susanto mengaku selama empat bulan mereka tidak berhenti bergelut dengan api karhutla karena kebakaran terus meluas.

"Sudah empat bulan nonstop. Mulai dari Dumai, Rohil dan Bengkalis. Sudah menjadi tanggung jawab kami," kata Joko.

Sementara itu, komandan regu I Manggala Agni Daops Dumai, Rahmat menambahkan  selama bulan puasa ini pemadam karhutla tetap melakukan tugasnya memadamkan api di wilayah Dumai dan Bengkalis.

"Kita pemadaman di Kelurahan Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai. Di sini yang terbakar semak belukar tanah gambut. Luas lahan yang terbakar sekitar empat hektar," kata Rahmat pada Kompas.com, Sabtu (18/5/2019).

Baca juga: Petugas Buat Sekat agar Kebakaran Lahan Gambut di Pelalawan Tidak Makin Meluas

Sementara untuk wilayah Bengkalis, pemadaman dilakukan di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau di lahan gambut dan tanah mineral.

"Di Pematang Pudu luas lahan yang terbakar lebih kurang dua hektar," sebutnya.

Cuaca panas, penuh kabut asap, dan angin kencang di lokasi kebakaran menjadi kendala petugas di lapangan.

"Cuaca sangat panas. Anggota banyak yang puasa. Ada juga sebagian yang tidak tahan," akui Rahmat.

Kompas.com pernah mengikuti pemadaman lahan gambut pada bulan Februari 2019 lalu di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis

Kebakaran gambut di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia kategori parah karena kabut asap masuk ke permukiman penduduk.

Api sangat sulit dipadamkan karena hujan sebulan tak turun sehingga cuaca sangat panas. Selain itu, gambut yang kering memiliki ketebalan mencapai tiga sampai lima meter sehingga mudah terbakar.

Hampir separuh kekuatan Manggala Agni di Riau dikerahkan ke Rupat saat itu termasuk tim dari Manggala Agni Daops Pekanbaru, Daops Rengat, dan Manggala Agni Daops Siak.

Baca juga: Cegah Karhutla, Masyarakat Diminta Tak Buang Puntung Rokok di Lahan Gambut

Bahkan petugas juga mendirikan tenda penginapan di dekat lokasi lahan terbakar untuk menjaga kebakaran agar tidak meluas ke arah permukiman warga. Sebagian petugas juga ada yang menumpang di rumah warga setempat.

Kebakaran saat itu meluluhlantakkan kebun karet, sawit dan lahan kosong milik masyarakat sehingga menimbulkan kerugian sangat besar.

Hampir sebulan, tim bekerja keras untuk menguasai api dan berhasil memadamkan kebakaran gambut di Rupat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com