Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Berjuang Padamkan Kebakaran Lahan Saat Berpuasa...

Kompas.com - 20/05/2019, 13:22 WIB
Idon Tanjung,
Rachmawati

Tim Redaksi

"Alhamdulillah dari awal sampai sekarang tetap puasa," ucapnya.

Menurut Joko, hingga Kamis (16/5/2019), beberapa titik api sudah berhasil dipadamkan setelah berjibaku selama beberapa hari.

Selain Manggala Agni, pemadaman juga dilakukan bersama TNI dan Polri yang tergabung dalam Tim Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Riau.

Selama bulan Ramadhan, Manggala Agni beberapa kali melakukan pemadaman karhutla di wilayah Kota Dumai. Namun mereka bekerja sampai jam 5 sore sehingga bisa menyempatkan diri berbuka puasa bersama keluarga.

"Kalau sekarang sudah padam. Tapi kan kita sama-sama tahu kebakaran gambut seperti apa. Hari ini padam, besoknya api kadang muncul lagi," tutur Joko.

Dia menyebutkan, lahan semak belukar dan kebun sawit masyarakat yang terbakar di kawasan Jalan M Yusuf, Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai sudah berlangsung lama. Luas lahan yang terbakar sekitar dua hektar.

"Sebenarnya lokasi yang sekarang bekas terbakar juga. Jadi kita memadamkan sisa titik api. Luas lahan yang terbakar sekitar dua hektar lah," kata Joko.

Meski hanya dua hektar, untuk memadamkan api sangatlah sulit karena api tidak hanya terdapat di permukaan, tapi lebih banyak di dalam gambut. Sehingga butuh waktu yang lama dan tenaga ekstra untuk melakukan pemadaman.

"Kedalaman gambut satu hingga dua meter. Belum lagi akses menuju ke lokasi cukup sulit," kata Joko.

Baca juga: Begini Sulitnya Padamkan Api Karhutla di Tanah Gambut Pelalawan Riau

Menurutnya, perlu ada strategi untuk memadamkan karena gambut yang terbakar tidak bisa disiram di permukaan saja.

"Caranya harus disiram sampai kayak jadi bubur. Itu pun masih mengeluarkan asap. Jadi kami harus memastikan api benar-benar padam total. Selain itu upaya kita adalah menyekat kepala api agar tidak makin meluas," ungkap Joko.

Meski saat ini api sudah padam, Tim Manggala Agni tidak bisa bersantai. Mereka tetap memantau lahan pasca-terbakar.

"Kami tidak boleh lengah. Karena kebakaran gambut bisa terjadi kapan saja," katanya.

Ia mengaku tidak ingin tragedi kabut asap parah pada tahun 2015 silam kembali terulang. Saat itu, kabut asap karhutla yang terjadi di Riau menyebar hingga ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Manggala Agni tak ingin kejadian itu terulang lagi. Mereka bekerja keras menjaga negeri ini dari bencana kabut asap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com