Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascakericuhan, Kepala Lapas Narkotika Langkat Dicopot, Seluruh Pegawai Diganti

Kompas.com - 20/05/2019, 13:18 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mencopot jabatan kepala Lapas Narkotika Langkat, Sumatera Utara, pascakericuhan yang terjadi di lapas tersebut beberapa waktu lalu.

Dengan tegas, Yasonna menyatakan selain mencopot jabatan kepala lapas, dia juga akan menindak tegas seluruh pegawai atau petugas lapas dan segera memindahkantugaskan mereka.

"Kita juga akan melimpahkan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh petugas lapas terhadap warga binaan ke Polres Langkat guna proses hukum yang berlaku," sambungnya, seperti dikutip dari Antaranews, Sabtu (18/5/2019).

Baca juga: Pascakerusuhan, Kalapas Narkotika Langkat Dinonaktifkan

Yasonna telah mendengarkan penyampaian aspirasi oleh empat perwakilan warga binaan, diantaranya menjelaskan kericuhan bermula dari adanya penganiayaan terhadap warga binaan oleh petugas lapas.

Mereka juga menyampaikan harga barang-barang di dalam lapas yang sangat tinggi dan mahal. Selain itu, kepala regu lapas selalu meminta uang rokok dan minyak kendaraan dari warga binaan rata-rata Rp 50.000 per kamar.

Mereka juga meminta agar tidak dipersulit saat mengurus pembebasan bersyarat dan jangan ada pungutan serta remisi setiap warga binaan supaya diselesaikan secepatnya. Napi juga meminta agar jam bertamu keluarga warga binaan tidak dibatasi terlalu cepat.

Warga binaan ini juga meminta kepada Yasonna untuk memperhatikan  jam ibadah warga binaan agar tidak dibatasi terlalu singkat.

Baca juga: Polisi Masih Memburu 50 Napi yang Kabur dari Lapas Langkat

Begitu juga dengan makanan dan obatan-obatan selalu diperhatikan agar layak konsumsi.

Sebelumnya, sempat terjadi kericuhan di Lapas Narkotika Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (16/5/2019).

Kerusuhan diduga karena pemukulan salah satu napi yang kedapatan membawa narkoba oleh petugas lapas.

Hal yang memicu para penghuni lapas lainnya melakukan perlawanan. Kejadian itu mengakibatkan ratusan napi kabur dan saat ini masih dalam pengejaran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com