Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Longsor Cidadap: Saya Mau Bangunin Bapak, tapi Tiba-tiba Rumah Roboh...

Kompas.com - 20/05/2019, 05:35 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG,KOMPAS.com - Suasana duka masih menyelimuti keluarga almarhum Syamsudin (69), setelah peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di Jalan Hegarmanah Kulon, Gang Jaka Umbaran RT 05 RW 08 Kelurahan Hegarmanah Kecamatan Cidadap, merenggut nyawa Syamsudin Sabtu (18/5/2019) tadi pagi.

Lilis Sulastri, anak pertama Syamsudin tampak terduduk lemas di depan mulut pintu rumah kerabatnya yang tak jauh dari rumah terdampak longsor tersebut. Matanya tampak merah memendam duka mendalam kehilangan ayah tercinta.

Sejak siang usai pemakaman, kerabat dan tetangga berdatangan untuk berbela sungkawa atas peristiwa yang telah merenggut ayahnya itu. Lilis salah satu saksi yang melihat jelas peristiwa naas itu. Betapa terpukulnya ia melihat sang ayah yang ikut jatuh bersamaan dengan robohnya rumah dan material longsoran itu.

Kejadian itu bermula, saat Syamsudin usai melaksanakan sahur, ia kemudian beranjak wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Masih terlalu pagi bagi korban saat itu untuk melakukan aktivitas, lantas Syamsudin kembali ke kamarnya melanjutkan istirahatnya sambil menunggu pagi.

Baca juga: Seorang Kakek di Bandung Tewas Tertimbun Longsor

Rumah Syamsudin berada diatas lereng dengan ketinggian kurang lebih 15 meter, dibawah rumah itu mengalir sebuah kali Cikalintuh yang menjadi tempat pembuangan air warga sekitar termasuk warga komplek Budi sari.

Rumah yang dihuni empat keluarga itu dibangun sedikit menjorok kelereng, dengan bermodal beton sebagai penahan. Ruangan yang dibangun menjorok ini lah kamar Syamsudin.

Matahari pun menunjukan sinarnya, saatnya bagi penghuni rumah untuk memulai aktivitasnya pagi itu. Sebagian penghuni ada yang berangkat bekerja, dan menyisakan korban, Lilis, anaknya Lilis dan adiknya yang saat itu masih menghuni.

Sekitar pukul 07.30 WIB, Lilis hendak membangunkan ayahnya yang masih tertidur di kamarnya, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja sebagian ruangan di rumahnya itu rubuh.

“Saya mau bangunin bapak saya, mau dibawa ke dapur, tapi tiba-tiba roboh,” kata Lilis yang ditemui di lokasi Sabtu (18/5/2019).

Baca juga: Longsor Rusak Puluhan Rumah di Tiga Kampung di Bandung Barat

Ayahnya yang tengah tertidur itu pun ikut terjatuh bersamaan dengan ruang kamarnya yang tiba-tiba rubuh, Sontak ia berteriak histeris memanggil ayahnya berharap ada jawaban. “Saya jerit-jerit pangil bapak..bapak..,” tutur Lilis.

Sang ayah pun hilang seketika tertimbun material longsoran dan bongkahan rumah. Lilis bahkan hampir saja ikut terjatuh, beruntung sang adik langsung menariknya. “Saya langsung ditarik adik saya saat itu,” ucapnya.

Sebagian ruangan terbelah dan ambruk menyisakan ruang tamu yang terlihat masih utuh. Ruang kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi rusak dan menganga. Lilis dan adiknya langsung berlarian keluar mengevakuasi dirinya sendiri ke tempat yang lebih aman.

Selama 30 tahun lebih tinggal d rumah tersebut, baru kali ini ia rasakan peristiwa mengerikan yang merenggut ayahnya tersebut. Menurut Lilis, sebagian ruangan yang dibangun menjorok itu tertopang beton yang nampaknya bergeser karena sering tergerus air dibawahnya.

“Memang enggak ada tanda-tanda, langsung roboh saja,” katanya.

Baca juga: Seorang Nenek Tewas Tertimbun Longsor di Rumahnya

Saat ini kondisi rumah rusak berat, sehingga tidak bisa dihuni untuk sementara waktu. bahkan beberapa sisa bahan material rumah roboh itu masih menggantung hendak jatuh. Saat ini penghuni rumah mengevakuasi diri ke rumah kerabatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com