CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Cirebon Jawa Barat menghadiri pertemuan “Silaturahim Tanpa Batas Untuk Kedaulatan NKRI Yang Konstitusional” di Bangsal Prabayaksa Keraton Kacirebonan pada Sabtu (18/5/2019).
Pertemuan tersebut langsung dihadiri oleh Sultan Keraton Kacirebonan Pangeran Abdul Gani Natadiningrat. Sejumlah perwakilan kepolisian, TNI, pondok pesantren, organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, serta kalangan milenial juga turut meramaikan.
Pangeran Abdul Gani Natadiningrat dalam pidatonya mengapresiasi terselenggaranya pertemuan tersebut.
Dia langsung menyebut bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami cobaan. Sebuah cobaan, yang menurut dirinya, sebagai sebuah proses pendewasaan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Din Syamsuddin: People Power Hak Konstitusi Tapi Saya Tidak Ikut
Namun, Sultan ke IX Keraton Kacirebonan ini tetap optimistis bahwa Indonesia akan tetap tegar dan jaya. Dia mengajak agar seluruh elemen bangsa tetap berpegang teguh pada sila ketiga yakni Persatuan Indonesia.
“Kita katakan demokrasi ini sedang berproses. Segala pengalaman-pengalaman yang kita lalui mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik. Jangan berpikir sempit yang menimbulkan huru hara di negeri yang kita cintai ini yang sudah terpelihara dengan baik,” kata Sultan di hadapan para hadirin.
Dia mengajak agar seluruh warga selalu bergandengan tangan dalam rangka mewujudkan cita-cita Negara Indonesia yang aman dan rukun. Mencintai Negara menurutnya, merupakan bagian dari Iman.
Baca juga: Bupati Buton dan Tokoh Masyarakat Deklarasi Tolak Ajakan People Power
Dalam kesempatan sama, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Cirebon Yusuf mengajak agar seluruh warga mengedepankan tiga hubungan utama yakni persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sesama manusia, dan persaudaraan sesama anak bangsa Indonesia. Tiga hal itu dapat menjaga Indonesia dari berbagai macam perpecahan.
“Ini modal kita, tiga ukhuwah ini harus dijaga dengan baik. Ketika tiga ukhuwah ini terjaga dan terawat dengan baik, insyallah NKRI tetap terjaga. Kami orang NU tetap ke Pancasila Bhineka tunggal ika, NKRI dan Undang-undang dasar,” kata Yusuf.
Sementara Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Cirebon, Hariyono Sutikno, menyampaikan etnis Tionghoa sudah menjadi warga Indonesia. Mereka memiliki tangung jawab yang sama untuk menjaga dari berbagai gangguan dan ancaman pecah belah.
Baca juga: Tolak People Power, Ratusan Anggota Ormas Dukung TNI Polri Amankan Pemilu
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.