Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agenda di Balik Silaturahim Forum Bogor yang Tak Dihadiri Anies Baswedan

Kompas.com - 18/05/2019, 09:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Adapun, tokoh politik yang hadir, yakni Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan putri Presiden ke-4 RI Abdurrachman Wahid, Zannuba Arrifah Chafsoh alias Yenny Wahid.

Mereka lalu menuju lantai dua, duduk melingkar di ruangan perpustakaan kepresidenan lalu melakukan pembicaraan secara tertutup.

Jelang 22 Mei

Kehadiran silaturahim ini muncul sebagai antusiasme jelang 22 Mei 2019. Pada hari itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil pemilu, terutama presiden dan wakil presiden terpilih.

Bima mengatakan, Forum Bogor diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat untuk kembali mengedepankan cara-cara musyawarah dan konstitusional merespons pengumuman penting untuk bangsa Indonesia itu.

"Semangat kami sama, bagaimana agar seluruh proses kita hormati. Kami berikan tempat bagi koridor hukum untuk membangun komunikasi satu sama lain. Semua kami ini dipersatukan untuk keinginan Indonesia damai," ujar Bima.

"Kami menyepakati di hari-hari menjelang 22 Mei nanti, terus mengokohkan kebersamaan. Meminimalisir ruang-ruang terjadinya perpecahan. Kami hormat keputusan pada tanggal 22 Mei nanti," lanjut dia. 

AHY menambahkan, kesepuluh orang yang hadir dalam silaturahim ini melihat bahwa pasca-pemilu, perselisihan di masyarakat semakin kuat.

Seharusnya, yang terjadi adalah kembali merajut persatuan dan persaudaraan dan bukannya menimbulkan kekhawatiran yang mengarah ke disintegrasi bangsa dan inkonstitusional.

"Benih-benih perselisihan tetap tersemai dan ini tak kami harapkan. Karena bagaimana pun kita semua ingin Indonesia tetap utuh," ujar AHY.

Sementara itu, Yenny Wahid menyerukan elite untuk tidak memprovokasi rakyat lewat pengerahan massa menjelang penetapan hasil Pemilu 2019 oleh KPU.

"Jika kemudian persoalannya selesaikan di jalan (people power) yang terjadi perkelahian rakyat rugi. Saya mengimbau elit mengasihani rakyat. Jangan benturkan rakyat satu sama lain. Duduklah bersama selesaikan persoalan dengan baik bicara masing-masing, kalau ada tuduhan kecurangan selesaikan dengan mekanisme konstitusional," ungkapnya.

"Mari kita belajar dari sejarah, konflik kalau sudah melibatkan retorika sara selalu berujung pada dampak yang sangat mematikan banyak yang terluka terlebih saat ini hanya karena perbedaan politik," lanjut Yenny.

Baca juga: Jelang 22 Mei 2019, "Forum Bogor" Serukan Pesan Damai

 

Keliling daerah sebarkan perdamaian

Para kepala daerah dan tokoh muda yang hadir dalam acara Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Balai Kitri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Para kepala daerah dan tokoh muda yang hadir dalam acara Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Balai Kitri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019).
Ridwan Kamil mengatakan, seruan persatuan sesama anak bangsa seperti ini harus dilakukan oleh banyak tokoh.

Gaungnya tidak akan terdengar jika hanya dikemukakan secara sporadis. Oleh sebab itu, pertemuan serupa akan diadakan kembali di masa mendatang. Tempatnya pun bergantian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com