Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Kloter Haji di Jabar Berangkat Dari Bandara Kertajati

Kompas.com - 18/05/2019, 07:11 WIB
Dendi Ramdhani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 6007 jemaah haji asal Jawa Barat resmi akan terbang dari Bandara Kertajati, Majalengka, pada musim haji tahun ini.

Direktur PT Bandara Internasional Jawa Barat Muhammad Singgih mengatakan, mereka akan tergabung dalam 17 kelompok terbang (kloter) khusus jemaah di wilayah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning).

"Telah muncul kepastian, untuk tahap awal dimulai 17 kloter di lima kabupaten kota," ujar Singgih di Bandung, Jumat (17/5/2019).

Baca juga: Bandara Kertajati Akan Dapat Suntikan Dana Rp 625 Miliar dari AP II

Para jemaah akan dilayani pesawat Boeing 777-300 milik Garuda Indonesia atau Saudi Airlines.

"Kalau tahun lalu mungkin mengapa belum bisa digunakan sebagai Bandara Haji karena baru 2500 m Rrnway sedangkan saat ini sudah 3000 m dan parking area yang sudah bisa menampung 22 pesawat 4 diantaranya untuk wide body," ucap Singgih.

Baca juga: Penerbangan Haji dan Umrah Warga Jabar Bagian Timur Dipindahkan ke Kertajati

Singgih menambahkan, ada sejumlah lokasi alternatif yang akan dijadikan asrama haji. Salah satunya, hotel Radiant, Cirebon, yang dinilai cukup representatif bagi para jemaah.

"Ada beberapa opsi untuk asrama tapi hotel di Cirebon ini yang dibidik karena dari segi jarak tidak begitu lama dan tempat yang representative kita tinggal menunggu kesepakatan nya saja dengan beberapa alternatif yang ada," tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, pergeseran lokasi penerbangan kemungkinan menambah pembiayaan penyelenggaraan haji. Namun, kata Iwa, Pemprov Jabar berkomitmen untuk menanggung selisih pembiayaan agar tak membebankan jemaah.

"Selisih pembiayaan ditanggung oleh kami, yang penting para calon jamaah haji terlayani dengan baik," jelasnya.

Baca juga: September 2019, Bandara Kertajati Majalengka Layani Perjalanan Umroh

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah III Banten DKI Jakarta dan Jawa Barat terus memantau harga tiket pesawat yang saat ini dirasakan calon jamaah masih mahal.

Komisioner KPPU Wilayah III Kurnia Toha mengaku sudah bertemu dengan Menteri Perhubungan terkait harga tiket pesawat yang mahal. Dari hasil pembicaraannya tersebut, Kementerian Perhubungan akan segera mengeluarkan peraturan guna menurun harga atas.

“Karena ada harga atas, pelaku usaha penerbangan mepet di harga atas, kami juga sudah periksa,” ucapnya.

Baca juga: Bandara Kertajati Akan Dapat Suntikan Dana Rp 625 Miliar dari AP II

Intervensi pemerintah, ujarnya, sangat penting terhadap industri penerbangan. Pasalnya usaha ini pelakunya masih sedikit, sehingga harga tiket pesawat tidak dapat diserahkan oleh mekanisme pasar.

“Kecuali pelaku usaha di industri ini banyak, mekanisme pasar bisa berlaku,” ungkapnya.

Toha berharap dengan langkah-langkah yang diambil oleh Menteri Perhubungan RI, harga tiket pesawat dapat turun menjelang arus mudik saat ini.

“Kami hargai langkah-langkah itu. Kami akan terus pantau apabila aturan itu sudah turun dalam minggu-minggu ini,” jelasnya. 

Kompas TV Ada pemandangan lain di Bandara Internasional Jawa Barat atau BIJB Kerta Jati Majalengka bandara yang sejatinya digunakan oleh calon penumpang pesawat pada ramadan kali ini memiliki fungsi lain yakni menjadi tempat ngabuburit atau jalan-jalan sore menunggu waktu berbuka puasa oleh warga. Warga ingin melihat secara langsung kemegahan bandara dan tak melewatkan diri untuk berswafoto bersama keluarga. #BandaraKertajati #JawaBarat #ngabuburit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com