Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Kekeringan di Gunungkidul, BPBD Siapkan 10 Juta Liter Air Bersih Akhir Mei

Kompas.com - 17/05/2019, 12:00 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Yogyakarta, akan mulai menyalurkan bantuan dropping air bersih ke masyarakat akhir bulan Mei 2019.

Saat ini sejumlah kecamatan di pesisir selatan sudah mulai terdampak kekeringan.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki saat ditemui Kompas.com seusai rapat koordinasi dengan kecamatan Jumat (17/5/2019).

 

"Kemungkinan kita menyalurkan bantuan dropping air bersih kepada masyarakat akhir bulan nanti," kata Edy. 

Baca juga: Ratusan Hektare Padi di Polman Gagal Panen karena Kekeringan

Dijelaskannya, BPBD menyiapkan 2.000 tangki yang akan disalurkan menggunakan 7 tangki miliknya. Jika satu tangki 5.000 liter maka diperkirakan ada 10 juta liter air bersih akan disalurkan tahun ini.

Untuk penyaluran bantuan nantinya sesuai dengan permintaan yang diajukan masing-masing desa. "Untuk saat ini sudah ada desa di wilayah Panggang dan Purwosari yang mengajukan bantuan air bersih ke Kecamatan," ucapnya.

"Di beberapa titik juga sudah ada warga yang membeli dari tangki swasta seharga ratusan ribu (per tangki)," ujarnya.

Dari hasil koordinasi dengan kecamatan, untuk bulan ini yang sudah siap menyalurkan yakni kecamatan Rongkop.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ponorogo Akibat Kekeringan Meluas hingga 10 Kecamatan

 

Untuk bulan berikutnya Girisubo, Paliyan, Panggang Tepus, dan Ponjong sudah akan menyalurkan dropping air. "Bulan Juli (di) Gedangsari dan Patuk," katanya.

Disinggung mengenai lamanya kekeringan pihaknya belum melakukan koordinasi dengan BMKG. Jika nantinya sudah melakukan koordinasi maka akan dilakukan langkah selanjutnya.

Bukan solusi jangka panjang

Anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S berharap pemerintah memberikan solusi jangka panjang terkait permasalahan air bersih.

Sebab, dropping air bersih bukan solusi jangka panjang karena hanya sementara saja dan tidak akan menyelesaikan masalah karena krisis air bersih terus saja terjadi pada saat kemarau tiba.

"Potensi sumber air bawah tanah yang melimpah bisa dimaksimalkan," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com