JAYAPURA, KOMPAS.com - Pasca penembakan di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, pembagunan Trans Papua terhambat karena situasi keamanan tidak kondusif.
Utamanya, hambatan terjadi untuk pembangunan jembatan di Distrik Mbua dan Mugi.
"Khusus di beberapa titik tersebut sampai saat ini kita belum bisa lakukan pekerjaan di lapangan masih tunggu kondisi kembali kondusif," ujar Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, Osman Marbun, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (14/5/2019).
Baca juga: Baku Tembak dengan KKB Selama 5 Jam, Anggota TNI Tewas di Nduga Papua
Pembangunan jembatan, terang Osman, sudah dimulai sejak satu bulan yang lalu. Titiknya dari Distrik Kenyam menuju Mugi.
Total ada 30 jembatan yang dikerjakan menuju Distrik Mugi dan karena masalah gangguan keamanan maka dipastikan pengerjaannya tidak akan rampung tahun ini.
"Ada 16 titik (jembatan) dari Kenyam (menuju Mugi) dan 14 titik dari arah Mbua. Harusnya semua jembatan itu rampung tahun ini, tapi sekarang tidak mungkin, kita minta perpanjangan waktu lah, minimal sampai 2020," kata Osman.
Baca juga: Baku Tembak dengan Polisi, Seorang Pimpinan KKB Aceh Timur Tewas
Saat ini untuk yang melakukan pekerjaan fisik dan pengamanan, sudah ada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan sementara sedang menyiapkan material terkait pembangunan jembatan di Nduga.
Total panjang dari 30 jembatan yang akan dikerjakan di Nduga adalah 310 meter, sedangkan jalannya sudah terbuka dengan kondisi jalan tanah.
Sebagai informasi, total panjang pembangunan jalan Trans Papua mencapai 2.343,90 KM. Khusus di 2019, penanganannya mencapai 55,56 KM.
Baca juga: Dua Prajurit TNI Terluka Saat Diserang KKB di Nduga Papua
Sebelumnya, Senin 13 Mei 2019, pihak Kodam XVII Cenderawasih mengkonfirmasi adanya baku tembak antara TNI dan KKB di Distrik Mugi.
Akibat kejadian tersebut, seorang TNI bernama Pratu Kasnun gugur karena mengalami luka tembak di bagian punggung.
TNI memastikan, KKB yang memulai aksi tersebut berasal dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.