Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Bongko Kopyor, Hidangan Khas Gresik yang Hanya Muncul Saat Ramadhan

Kompas.com - 14/05/2019, 11:46 WIB
Hamzah Arfah,
Khairina

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com – Belum diketahui kapan pertama kali bongko kopyor menjadi hidangan khas bagi warga di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, untuk takjil buka puasa.

Namun, yang pasti, makanan yang satu ini begitu mudah dijumpai dijual di pinggir-pinggir jalan raya yang ada di wilayah Gresik saat ini, alias saat bulan Ramadhan.

Padahal, bila tidak sedang Ramadhan, jarang terlihat para pedagang menjajakan bongko kopyor.

Baca juga: Mengenal Brangko Pisang, Kue Tradisional Maumere pada Bulan Ramadhan

Salah satu tempat yang menjadi favorit para pedagang dalam menjajakan bongko kopyor di Gresik di antaranya, sepanjang jalan yang ada di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB).


“Sudah mulai jualan sejak awal Ramadhan kemarin. Alhamdulillah lancar, tiap hari yang beli tetap ramai meski yang jualan bongko kopyor juga banyak,” ujar salah satu penjual bongko kopyor yang ada di pinggir jalan Perum GKB, Hakim (24), Senin (13/5/2019).

Hakim sendiri sehari-hari biasa berprofesi sebagai penjual bubur kacang ijo keliling. Namun sejak bulan Ramadhan, ia ditawari oleh seseorang yang berada di Kelurahan Karang Turi, Kecamatan Gresik kota, untuk menjajakan bongko kopyor yang dibuatnya.

“Setiap satu kemasan bongko yang laku terjual Rp 8 ribu, saya diberi upah Rp 2 ribu dari pembuatnya. Lumayan kalau bulan puasa (Ramadhan) kayak gini, lebih ramai (menjanjikan) jualan bongko ketimbang bubur kacang ijo,” jelasnya.

Berbeda dengan bongko biasa yang hanya terbuat dari tepung beras, berwarna putih polos dengan tekstur agak kenyal namun terasa lembut dengan isi berupa irisan buah pisang.

Bongko kopyor ini bentuknya lebih encer, atau sepintas mirip dengan bubur sumsum. Namun isinya lebih beragam, mulai dari irisan buah pisang, serutan daging kelapa muda, roti, bubur mutiara, dan tak lupa dipadu dengan santan.

Baca juga: Berkah Ramadhan, Jacob Raih Omzet Rp 3 Juta Per Hari dari Berjualan Leumang

Untuk bentuk kemasan, bongko kopyor tetap menggunakan daun pisang yang diberi pengait dengan batang lidi pada ujung atas. Ukuran dan bentuknya sekitar tiga kali dari ukuran bongko yang biasa dijumpai.

“Saya memang sengaja hanya membuat bongko kopyor ini saat Ramadhan saja, karena saat Ramadhan seperti ini lah banyak yang cari. Biasanya buat takjil buka puasa, kan rasanya enak, manis. Kalau hari lain (selain Ramadhan), saya biasa buat jajanan yang lain,” ucap salah seorang pembuat bongko kopyor, Siti Zuroidah.

Apa yang diungkapkan oleh Hakim dan juga Siti Zuroidah, dibenarkan oleh salah satu pembeli. Kholis (42) mengatakan, ia biasa membeli bongko kopyor untuk dikonsumsi sebagai takjil buka puasa bersama keluarga.

“Favorit ini (bongko kopyor), biasa saya buat takjil sama keluarga. Khasnya itu selain hanya ada (dijual) saat Ramadhan, dan hanya ada di Gresik. Rasanya juga enak, manis, campur-campur lah. Pokoknya mantap,” tutur Kholis.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com