Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Baku Tembak Selama 5 Jam di Nduga, 1 Prajurit TNI Gugur hingga Disergap Saat Patroli di Jembatan Trans Papua

Kompas.com - 14/05/2019, 09:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baku tembak selama 5 jam terjadi di Distrik Nduga, Papua, ada hari Senin (13/5/2019).

Berdasar keterangan dari Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, seorang anggota TNI bernama Pratu Kasnun gugur setelah terkena tembakan dari anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Korban saat ini telah diievakuasi dan akan diterbangkan ke rumah duka di Aceh Selatan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Korban tertembak di bagian punggung

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

Pratu Kasnun terkena tembakan di bagian punggung dalam kontak senjata antara aparat TNI dengan KKB di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (13/5/2019).

Kolonel Inf Muhammad Aidi menjelaskan, Pratu Kasnun menghembuskan nafas terakhir saat proses evakuasi ke Mimika.

"Pada saat proses evakuasi menggunakan pesawat Helly Bell ke Timika, korban dinyatakan gugur pada pukul 13.00 WIT saat dalam perjalanan menuju ke RS Charitas Timika, dan rencana besok akan di terbangkan ke rumah duka di Aceh Selatan," ujar Aidi.

Baca Juga: Baku Tembak dengan KKB Selama 5 Jam, Anggota TNI Tewas di Nduga Papua

2. Kronologi penyergapan KKB terhadap TNI di Nduga

Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.ANTARA/Iwan Adisaputra Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.

Muhammad Aidi menjelaskan, pada pukul 11.15 Wit, 12 orang prajurit yang sedang berpatroli rutin di lokasi pembangunan jembatan Trans Papua di Kabupaten Nduga, diserang KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Saat itu KKB menyerang anggota TNI dari tempat tinggi. Anggota TNI pun segera mencari perlindungan dan membalas tembakan KKB.

"Pasukan kami berhasil mengidentifikasi dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya," ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima, Senin

Baca Juga: Kronologi Baku Tembak Selama 5 Jam di Nduga Papua hingga Tewaskan Anggota TNI

3. Mendapat bantuan dari pos TNI di Mugi 

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.Iwan Adisaputra Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.

Sementara itu, sisa pasukan TNI yang berada di Pos Mugi pimpinan Letda Inf Fajar bergerak untuk memberikan bantuan dan melakukan pengejaran.

Setelah baku tembak terjadi selama 5 jam, KKSB yang diperkirakan terdiri dari 20 orang bersenjata campuran itu dipukul mundur. Mereka melarikan diri ke arah hutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com