Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Driver Ojek Online yang Lolos Jadi Anggota DPRD, Bermimpi Didatangi Jokowi hingga Modal Uang Asuransi Kematian

Kompas.com - 14/05/2019, 07:00 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Erwin Siahaan, seorang driver ojek online yang juga berprofesi sebagai sopir salah satu bank swasta asal Medan, Sumatera Utara (Sumut), lolos menjadi anggota DPRD Medan pada Pileg 2019.

 

Ditemui di rumahnya di Jalan Maju Raya, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Senin (13/5/2019), Erwin menceritakan perjuangannya hingga akhirnya terpilih menjadi wakil rakyat.

Erwin sempat menyinggung keinginannya menjadi caleg karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan istrinya, Iriana Jokowi, mendatangi mimpi istrinya.

 

Erwin menceritakan, mengikuti pileg melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Awalnya dia berencana ikut pileg melalui  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, tak kesampaian karena terkendala beberapa hal.

Baca juga: 6 Fakta Kisah Caleg Muda Lolos Pileg, Modal Rp 3 Juta hingga Masih Kerjakan Skripsi

Erwin juga mencoba untuk mendaftar caleg melalui Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Saat itu, dia membaca pengumuman pembukaan caleg Nasdem. Erwin datang ke Nasdem di Jalan Monginsidi. Lagi-lagi ada kendala.

Sampai suatu hari ada saudaranya yang sakit maag. Dia mencarikan obat tradisional ke seseorang yang mengerti obat tradisional dari daun atau bunga, yang ternyata memiliki kerabat di Jakarta yang aktif di PSI. Dia lalu berkomunikasi.

"Saya lalu mendalami dan mempelajari tentang PSI ini. Saya suka karena partai ini visioner dan anti intoleransi. Saya katakan lah, saya bisa pegang Medan Johor. Kita besarin lah PSI ini," katanya, Senin.

Baca juga: Cerita Caleg Muda PAN, Lolos di DPRD dengan Modal Silaturahmi hingga Sempat Dikira Minta Sumbangan

Ketika itu, kata dia, terbuka pendaftaran caleg. Erwin nekad nyaleg walaupun tak punya modal. Rumah masih mengontrak dan sepeda motor pun masih kredit.

Erwin akhirnya mendaftarkan dirinya ke PSI di hari terakhir dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Saat diwawancara, dia sering ditertawakan, terutama saat menyangkut modal uang dan target suara.

"Modal saya punya Rp 10 juta, itu pun tak ada saat itu. Lalu soal suara, saya punya lima suara lah, orangtuaku, istriku, dan saudaraku," katanya.

Hingga akhirnya memasuki musim kampanye, Erwin sempat kepikiran karena uang modal kampanye yang dia miliki pas-pasan.

Erwin kerap merenung sepulang kerja atau narik ojek online. Beberapa hari kemudian, orangtuanya datang membawa gulai ayam. Di situ ibunya berbicara dengan serius kepadanya.

"Dia bilang, 'Kalau di situ memang rezekimu, pasti adalah jalanmu ke situ. Aku percaya samamu'," katanya sambil mengusap air matanya.

Ibunya sudah meninggal dan mewariskan asuransi kematian sekitar Rp 100 juta. Uang itu dibagi untuk empat orang, dikurangi untuk biaya pemakaman dan lainnya.

Dari uang itu lah dijadikannya modal untuk kampanye dan membeli alat peraga kampanye.

Dia pun kemudian mengundurkan diri dari profesinya sebagai supir di bank swasta yang sudah dijalaninya selama tiga tahun dan mendapat pesangon sebagai tambahan modal.

Erwin bersama dengan rekan caleg di PSI lainnya, memulai kampanye dari rumah ke rumah, warung ke warung, ke komunitas marga, komunitas gereja, komunitas ojek online, pasar dan lainnya untuk mensosialisasikan PSI, pasangan calon 01, dan dirinya.

"Adalah waktu itu yang mendiskreditkan partai dan mencibir, tapi saya serius. Saya ini main aja serius apalagi soal yang serius seperti ini, pasti lebih serius. Selanjutnya berdoa," katanya.

Ada dua hal lagi yang menurutnya sangat menyumbang andil. Istrinya, Elfi beru Purba pernah bermimpi rumahnya didatangi Joko Widodo dan istrinya, Iriana.

Di dalam mimpi itu, Jokowi berbincang di rumah. Mimpi kedua, hujan deras dengan air yang sangat jernih.

"Mimpi itu mengherankan istri saya. Saya bilang, sudah lah. Itu berkat. Kita lihat saja nanti, apa artinya itu," katanya.

Kemudian, anaknya Sarah (8) dan Bento (5), selalu mendoakannya setiap hari agar menang dan menjadi anggota legislatif.

"Sehari sebelum pencoblosan, saya ke kuburan mamak, sejam di situ. Saya berdoa, 'bantu aku Mak, kau kan sudah dekat sama Tuhan, sampaikan lah ke Tuhan Mak, semoga tercapai'," katanya.

Hingga akhirnya pada saat pemilihan bergulir, dia dan rekan-rekannya mulai mencari tahu di tingkat kecamatan. Ternyata, Erwin memperoleh 2.038 suara.

Erwin, caleg nomor urut 1 dari daerah pemilihan Medan 5, yakni Medan Tuntungan, Medan Polonia, Medan Sunggal, Medan Selayang, Medan Maimun dan Medan Johor, menjadi satu dari dua caleg dari PSI yang lolos dari keseluruhan 12 caleg di Medan.

Erwin mengatakan, dia hanya berlatar belakang tamatan sekolah menengah atas (SMA). Dia lulus dari SMA 1 Petrus Medan tahun 2003. Sebelumnya dia pernah bersekolah di SMAN 1 Sibolga, STNK Karya Agung di Jalan Turi Medan, SMAN 2 Medan.

"Mungkin itu bisa menjadi investasi politik saya nantinya," katanya sambil tersenyum.

Meskipun hanya memiliki pendidikan SMA, dia terus belajar dan memperkuat diri. Erwin berusaha berbuat sebaik mungkin dengan niat memberi manfaat kepada banyak orang.

"Saya sudah baca-baca tentang perda dan banyak peraturan lainnya. Saya ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa kita bisa. Harus tetap jujur dalam bekerja. Kita tidak ingin menyalahi sesuai konstitusi, sesuai koridor, lah," katanya.

Rekannya, T Raja Purba mengatakan, sangat senang mengenal Erwin Siahaan selama tiga tahun.

Erwin menurutnya salah sosok yang ceplas-ceplos, baik, dan bersahaja. Meskipun ada yang suka dan tidak, Erwin memiliki semangat luar biasa.

"Setahu saya dia dulu sopir perusahaan, sekarang driver ojol. Harapannya, ini bisa menjawab kepada masyarakat bahwa politik itu bisa murah. Bisa dibuktikan sahabat saya. Marilah anak muda gabung ke PSI," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com