Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen yang Ditangkap karena Unggahan "People Power, Pernah Nyaleg di Jawa Tengah

Kompas.com - 12/05/2019, 07:28 WIB
Agie Permadi,
Rachmawati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS com - SDS (56), dosen yang memposting soal people power di beranda laman akun Facebook miliknya, ternyata pernah mencalonkan diri menjadi calon legislatif dapil Jawa Tengah.

Berdasarkan penelusuran di Facebook miliknya, terdapat postingan sebuah poster bertuliskan DR.Solatun calon anggota DPR RI dari Partai Bulan Bintang (PBB) Dapil Jateng VIII Nomor Urut 5 Cilacap Banyumas. Di poster yang diunggah SDS itu pun terdapat foto Ketua PBB, Yusril Ihza Mahendra.

Pada keterangan poster itu, SDS menuliskan ‘ass.ww Semoga pemilu besok kemenangan menjadi milik Ummat Muslim. Jika saya ditakdirkan harus menang, silahkan tagih karena nadzar saya akan shodaqohkan gaji saya 25% uutk partai, 75% untuk masjid yang memerlukan di CILACAP BANYUMAS'.

Baca juga: Ini Penjelasan Dosen di Bandung yang Ditangkap karena Tulis People Powerdi Facebook

Hal tersebut dibenarkan Direktur Reserse kriminal Khusus Kombes Samudi dalam pesan singkatnya. “Yya betul. Nyaleg di Jateng tapi kalah,” kata Samudi dalam pesan singkatnya, Sabtu (11/5/2019).

Seperti diketahui SDS ditangkap karena postingannya yang dinilai bersifat provokatif yang diunggah di laman Facebook pada 9 Mei 2019.

Postingan itu tertulis 'HARGA NYAWA RAKYAT Jika People Power tidak dapat dielak: 1 orang rakyat ditembak oleh polisi harus dibayar dengan 10 orang polisi dibunuh mati menggunakan pisau dapur, golok, linggis, kapak, kunci roda mobil, siraman tiner cat berapi dan keluarga mereka.

SDS digelandang petugas Kamis (9/5/2019) sekitar pukul 23.10 WIB di daerah Margahayu Raya, Kelurahan Buah Batu, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung.

Baca juga: Dosen di Bandung Ditangkap karena Unggah soal People Power

Kepada wartawan, SDS mengaku bahwa postingan tersebut tidak bermaksud memprovokasi, tetapi mengingatkan jangan sampai terjadi benturan jika people power terjadi.

"Saya hanya mengatakan, kalimat itu mungkin salah pengkalimatannya. maksud saya jangan sampai ini terjadi. Demi Allah karena saya juga anak bangsa, guru dan ayah. Saya juga kakek dari cucu saya, mana mungkin membiarkan situasi membenturkan nama polisi dengan rakyat dengan nama yang sangat sensitif seperti "people power". Makanya saya katakan jika tidak bisa dielak, kalimat itu sebenarnya kata kuncinya," jelas SDS di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/5/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com