Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Anggota KPPS di Bandung Meninggal karena Diracun Zat Kimia VX

Kompas.com - 11/05/2019, 13:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Bandung, Sita Fitriati meninggal dunia setelah menjalani tugasnya dalam Pemilu 2019 pada 17 April lalu.

Namun, di media sosial beredar kabar bohong yang menyebut bahwa Sita meninggal dunia karena diracun dengan zat kimia VX saat menjalankan tugasnya sebagai anggita KPPS.

Adapun kabar bohong ini banyak beredar di media sosial Facebook dan Twitter pada Kamis (9/5/2019).

Pihak keluarga telah memberikan klarifikasi dan penjelasan atas beredarnya kabar bohong itu. Keluarga Sita juga telah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian setempat.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kabar gugurnya Sita Fitriati ini awalnya beredar di media sosial Facebook pada Kamis (9/5/2019).

Dalam unggahan tersebut, dinarasikan bahwa Sita Fitriati (21) bertugas di TPS 32 RW12 Kelurahan Jayanti, Bandung meninggal karena adanya zat kimia VX dalam tubuh korban.

Selain itu, pengunggah juga menjelaskan bahwa senyawa VX merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun.

Berikut bunyi narasinya:

"VX berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau yang mampu mengganggu sistem saraf tubuh dan digunakan sebagai racun saraf dalam perang kimia

Sepuluh miligram, cukup untuk membunuh manusia melalui kontak pada kulit, dan median dosis letal untuk jalur inhalasi diperkirakan sekitar 30-50 mg min/m3

Sebagai sebuah senjata kimia, VX digolongkan sebagai senjata pemusnah massal (weapon of mass destrucktion, WMD) sesuai dengan Resolusi DK PBB 687"

Kemudian, di bawah narasi tersebut juga ditampilkan foto seorang perempuan memakai jilbab hijau dan berbusana merah yang disebut sebagai Sita.

Penelusuran Kompas.com:

Dilansir dari Antara, kakak kandung Sita Fitriati, Muhamad Rizal Misbahudin menyampaikan bahwa kabar meninggalnya Sita karena diracun adalah tidak benar.

Pihak keluarga yang merasa dirugikan dengan beredarnya kabar bohong itu kemudian melaporkan unggahan itu ke polisi.

"Kalau kami dari pihak keluarga yang penting minimal sudah menjelaskan (kepada polisi) bahwa itu hoaks. Kalaupun misalnya ada yang tidak percaya, yang penting sudah laporan," ujar Rizal kepada Antara, Jumat (10/5/2019).

Rizal mengaku heran atas pemberitaan adiknya yang diduga karena diracuni zat kimia VX. Padahal, saat Sita meninggal tidak ada pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak medis.

Menurut Rizal, sejumlah informasi yang dituliskan dalam unggahan tersebut tidak benar. Misalnya, umur Sita dan foto perempuan berkerudung hijau yang diduga sebagai Sita.

Rizal menyebutkan bahwa adiknya tersebut berumur 23 tahun, bukan 21 tahun seperti yang dituliskan dalam unggahan bohong itu.

"Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup," ujar Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com