Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Macan Tutul Bermunculan di Pulau Nusakambangan

Kompas.com - 11/05/2019, 11:20 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kawanan macan tutul di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah keluar dari kawasan konservasi disebabkan beberapa hal.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman menjelaskan, kawanan macan tutul "keluar kandang" karena habitatnya rusak, sehingga kekurangan bahan makanan.

"Secara teoritis apa yang disampaikan masyarakat (habitat rusak dan kekurangan makanan) itu benar. Marga kucing besar termasuk macan tutul, kalau turun atau keluar home ring ada kemungkinan habitat rusak atau makanan berkurang," kata Suharman saat dihubungi, Jumat (10/5/2019) malam.

Baca juga: Viral Foto Macan Tutul di Nusakambangan, Ini Penjelasan BKSDA

Kemungkinan kedua, lanjut Suharman, disebabkan faktor naluriah macan tutul. Macan tutul pejantan akan mencari wilayah kekuasaan apabila di wilayah sebelumnya ada pejantan yang telah menguasainya.

"Macan tutul sifatnya kalau ada pejantan yang menguasai suatu area, pejantan lain tidak bisa di situ. Kaya kucing kan punya wilayah teritorial, nah itu kadang-kadang mencari teritorial. Bisa berbatasan dengan masyarakat atau di luar itu," jelas Suharman.

Baca juga: Sedang BAB, Pria di India Tewas Diterkam Macan Tutul

Penyebab lain, kata Suharman, apabila dijumpai macan tutul betina yang berkeliaran dengan anaknya, dimungkinkan sedang melatih naluri berburu anaknya.

"Secara teoritis ada berbagai macam kemungkinan. Di masyarakat (kalau ada anggapan penyebab kemunculan macan tutul akibat) habitat terusik atau makanan berkurang, kita tidak menghindari juga," ujar Suharman.

Sebelumnya, foto-foto kemunculan macan tutul beredar luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Dalam keterangan foto yang tersebar, disebut bahwa macan tutul muncul di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Suharman membenarkan foto tersebut berada di Nusakambangan.

Foto itu diduga diambil petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) sekitar tahun 2015.

Suharman mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan melalui kamera trap dan analisis, kemunculan foto-foto macan tutul yang beredar berada di kawasan penambangan PT Holcim.

Ia mengatakan, aktivitas macan tutul di Nusakambangan sempat beberapa kali terekam di kamera trap yang terpasang di beberapa titik.

Terakhir, kawanan macan tutul terekam kamera pada bulan April 2019.

"Di Nusakambangan ada kawasan konservasi yang pengelolaannya ada di BKSDA, yaitu cagar alam Nusakambangan Timur seluas 210,9 hektar dan Nusakambangan Barat sekitar 656 hektar. Jadi di cagar alam itu memang masih ada (macan tutul)," ujar Suharman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com