Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ikan Berulat Viral di Facebook, Ini Tanggapan BPOM

Kompas.com - 09/05/2019, 22:38 WIB
Amran Amir,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Sebuah video yang menampilkan ikan masak dikerumuni lalat viral. Ikan tersebut dibeli warga yang diduga di lokasi pusat penjualan makanan dan minuman Pasar Ramadan Lagota Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Dalam video itu terlihat ikan tersebut mengandung lalat. Bahkan pembeli sudah memakannya sebagian. Beruntung, ikan tersebut belum diberikan kepada anaknya.

Video tersebut ramai dibicarakan dan menjadi viral di media sosial Facebook. Video itu diunggah oleh pembeli dengan nama akun facebook "Unyaurel" pada Rabu (8/5/2019).

Akun atas nama Unyaurel mengunggah 2 buah video. Video pertama berdurasi 1 menit 28 detik, dan video kedua berdurasi 13 detik.

Dalam keterangan video, akun tersebut menulis, “Yach Allah sungguh terlalu ini orang yang jual ikan berulat begini,,1 ekor lalo mhe kasian ikanx saya makan sama anakku baru saya lihat ada ulatnya sampai muntahku juga ada ulatx......

Baca juga: Sidak Pasar Beduk, Wakil Wali Kota Palembang Temukan Makanan Berformalin

Hingga saat ini video itu telah ditonton 29.323 kali, mendapat 234 komentar dan telah dibagikan sebanyak 503 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Warganet pun memberi komentar unggahan tersebut. Ada yang menyarankan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan ada pula yang menyalahkan pihak pedagang.

Menanggapi video tersebut, Kepala Kantor Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kota Palopo, Nurtati Rahman mengatakan, pada prinsipnya makanan tersebut tidak memenuhi syarat untuk dimakan karena ada ulat.

“Ulat itu kan tidak boleh ada dalam makanan karena menjijikan. Terkait dengan makanan itu bukan bahan berbahaya tetapi itu sudah kotor, jadi tidak layak untuk dimakan,” katanya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi penjualan makanan Lagota Palopo, Kamis (09/05/2019).

“Jadi kemungkinan besar penyimpanannya yang tidak bagus, sehingga ada ulat. Jadi penjualnya yang tidak mengikuti tips-tips penyimpanan makanan,” tambahnya.

Nurtati mengimbau masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas, memperhatikan bau rasa, tekstur dan jangan tergiur dengan harga yang murah.

Baca juga: Cerita Warga Satu Dusun Awali Ramadhan di Tengah Banjir, Makanan Sahur dari Dapur Umum

Sementara itu Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja dan Olah Raga Dinas Kesehatan Kota Palopo, Cheria Amalia mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan penjualan makanan di Pasar Ramadan Lagota, umumnya pedagang tidak menutup dagangannya atau terbuka sehingga mudah dimasuki lalat.

“Makanan-makanan yang dijual di sini itu umumnya rata-rata terbuka, jadi kami sudah mendatangi para pedagang dan mengimbau untuk menutup semua makanan yang mereka jual, apalagi di sini tempat terbuka, banyak debu,” imbaunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com