Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpahan Batu Bara dari Tabrakan Dua Tongkang Kotori Pantai Sukabumi

Kompas.com - 09/05/2019, 21:42 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Dua kapal tongkang pengangkut batu bara tabrakan hingga terdampar di tepi pantai tidak jauh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhanratu, di Pantai Cipatuguran, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (28/4/2019) pukul 23.00 WIB.

Akibatnya, muatan batu bara dari kedua tongkang milik PT Kumala Putra Nusantara (KPN) dan PT Wasaka yang akan dikirim ke PLTU Palabuhanratu itu tumpah.

Dampaknya lautan hingga pesisir pantai di sekitar lokasi kotor dan diduga tercemar tumpahan batu bara.

Baca juga: Dua Perusahaan Tambang Teken Kerja Sama Penambangan Batu Bara di Lahat

Hingga Kamis (9/5/2019) tumpahan batu bara yang diperkirakan mencapai 10.000 ton sebagian masih terlihat di sepanjang pesisir pantai.

Bahkan, butiran-butiran batu bara sekepalan tangan orang dewasa itu terombang ambing ombak.

"Penyebab dua tongkang ini hingga terdampar ke pantai memang karena faktor cuaca," kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan-Palabuhanratu Fatah Yasin kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Kamis (9/5/2019).

Baca juga: Tiga Perusahaan Bangun Pabrik Pengolahan Batu Bara di Riau
Sebelum keduanya terdampar, dia melanjutkan kedua tongkang yang sedang berada di rest area tersebut bertabrakan.

Saat kejadian, info BMKG menyebutkan gelombang tinggi sekitar 5 hingga 7 meter dan arus cukup kencang di bawah.

"Kedua tongkang ini sedang di rest area menunggu masuk untuk bongkar muat. Lokasi rest area ini dari tepi pantai 2 mil hingga 3 mil," ujarnya.

Tumpahan batubara diduga cemari laut

Tumpahan batu bara di laut hingga pesisir Pantai Cipatuguran tersebut dikeluhkan sejumlah warga dan nelayan serta menjadi perhatian aktivis lingkungan.

Sebab, tumpahan batu bara itu diduga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan.

Selain itu, tumpahan ribuan matrik ton batu bara mengakibatkan pesisir pantai dan laut kotor. Bahkan diduga dapat mencemari perairan laut dan pesisir pantai.

"Sudah beberapa hari setelah batu bara tumpah di sini, tangkapan ikan menjadi terganggu. Selain itu pantai dan air laut menjadi kotor," ungkap seorang nelayan, Wahyu (45) kepada wartawan ditemui di pantai Batu Bintang, Cipatuguran, Kamis.

Baca juga: Pemotor Tewas Terlindas Truk Batu Bara di Jalan Raya Bandung-Sumedang

Aktivis Lingkar Hijau Palabuhanratu Asep Yadi Setiawan menjelaskan, tumpahan batu bara ini bukan saja hanya mengotori pesisir pantai. Melainkan, ada yang lebih bahaya dari tumpahnya batu bara di lautan.

"Ada bahaya lainnya ketika batu bara itu hilang dari pandangan mata. Saat digulung ombak batubara itu tergerus luluh menjadi partikel-partikel kecil," jelas Yadi saat peninjauan lapangan di Pantai Batu Bintang, Cipatuguran.

"Nah partikel-partikel terkecilnya itulah yang menjadi masalah lingkungan. Di antaranya mengganggu ekosistem laut, terutama di Teluk Palabuhanratu," sambung dia.

Agen PT Kumala Putra Nusantara (KPN) di Palabuhanratu, Waryo menuturkan dalam mengatasi tumpahan batu bara ini perusahaannya akan membersihkan dan memunguti batu bara. Bahkan, akan melibatkan warga setempat.

"Nanti kami ambil yang memang masih bisa diambil. Untuk batu bara yang tenggelam ada solusinya juga ada perusahaan tertentu yang bergerak dalam cleaning tersebut," tutur Waryo yang juga diamini perwakilan Agen PT Wasaka, Riko Noviandi di Pantai Batu Bintang Cipatuguran, Kamis.

Diakui Waryo, saat kejadian tongkang milik KPN bermuatan sekitar 6.000 hingga 7.000 ton. Sedangkan yang tumpah estimasinya sekitar 5.000 hingga 6.000 ton.

Saat ini, kedua tongkang sudah ditarik kembali ke rest area dari tepi pantai di Pantai Cipatuguran.

Perkara tumpahnya batu bara di laut ini sudah dalam penanganan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi yang berkoordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Barat.

"Kami sudah melaporkannya ke DLH Provinsi Jawa Barat dan Kementerian LHK. Karena kewenangannya pada DLH Provinsi," kata Kepala Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan DLH Kabupaten Sukabumi, Yudistira ditemui di kantornya di Palabuhanratu, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com