Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Internasional Yogyakarta Memaksimalkan Motif Kawung

Kompas.com - 08/05/2019, 16:20 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com - Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) mengusung motif batik kawung sebagai ornamen khas Yogyakarta. 

Motif ini mudah ditemui di berbagai sudut dalam terminal bandara, misalnya langit-langit, dinding konter check-in, anjungan terminal yang terhubung garbarata, hingga stiker kaca.

Beberapa bagian pada lantai ruang tunggu juga dilapisi motif ini.

Kawung kerap diartikan sebagai buah yang mirip kolang kaling. Di dunia batik, motif kawung dibikin banyak variasi.

Baca juga: Kereta Bandara Internasional Yogyakarta Resmi Beroperasi

 

Motif yang muncul di YIA pun juga variatif, namun kebanyakan motif ini adalah tertata rapi secara geometris dan menciptakan kesan bulat.

Manajer Proyek YIA dari PT Angkasa Pura I (Persero), Taochid Purnomo Hadi mengungkapkan, motif ini sudah menjadi harapan sejak awal perencanaan.

Motif kawung tentu merupakan salah satu motif tertua yang pernah ada di Pulau Jawa, memiliki nilai filosofis, dan bermakna dalam.

Karenanya, sejak semula, ada keinginan mengusung unsur-unsur budaya Yogyakarta dalam desain.

"Perencana mengambil falsafah utama Jawa yaitu manunggaling kawula Gusti yang terefleksikan dalam benda budaya batik kawung," kata Taochid, melalui pesan singkat, beberapa waktu lalu.

Batik kawung sejatinya merupakan upaya YIA menunjukkan bagaimana bandara dibangun dengan menjunjung nilai kearifan lokal.

Selain motif batik, bandara ini juga menampilkan kearifan lokal lain. Contoh, relief kehidupan masyarakat lokal pada gate.

Baca juga: Ayo ke Borobudur, dari Bandara Internasional Yogyakarta Hanya 1 Jam

Bangunan Masjid Al Akbar juga dibikin serupa dome, tidak memiliki dinding, daun pintu dan jendela. Dibikin konsep terbuka seperti ini membuat pencahayaan alami serta sirkulasi udara bisa maksimal.

Bangunan terminal penumpang juga menggunakan skylight atau kubah kaca untuk memaksimalkan pencahayaan alami di dalam ruangan.

Dengan konsep kubah seperti itu memungkinkan cahaya matahari bisa menyinari setiap sudut ruangan sepanjang hari, sehingga lebih hemat pemakaian listrik.

Dengan demikian, penerangan bangunan NYIA akan mengoptimalkan pencahayaan alami, matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com