Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Jokowi Serius Ingin Pindahkan Ibu Kota dari Jakarta

Kompas.com - 08/05/2019, 07:00 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengatakan, visi besar pemindahan ibu kota negara sudah dimulai sejak era Presiden Soekarno.

Hal tersebut disampaikan Jokowi mengawali peninjauannya ke Bukit Soeharto, salah satu daerah calon pengganti ibu kota yang baru, di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Tak hanya era Bung Karno, era presiden berikutnya juga ada visi untuk memindahkan ibu kota.

Baca juga: Mengenal Bukit Soeharto, Calon Lokasi Ibu Kota Baru yang Dikunjungi Jokowi

"Intinya kita akan ingin melihat visi ke depan kita seperti apa dan yang paling penting Indonesia sebagai negara besar. Kita ingin memiliki juga pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, (dan) jasa. Ya ini kita ingin menapak ke depan sebagai sebuah negara maju,” kata Jokowi seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Selasa (7/5/2019).

Diakuinya, ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dipelajari, salah satunya adalah di Bukit Soeharto, Kalimantan Timur.

"Di sini semuanya saya melihat sangat mendukung. Kebetulan ini berada di tengah-tengah Jalan Tol Samarinda-Balikpapan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, di Balikpapan dan Samarinda sudah tersedia bandar udara sehingga pemerintah tidak perlu membangun bandar udara baru.

Pelabuhan juga disebut sudah tersedia di sana. "Artinya itu akan banyak menghemat biaya," kata Presiden.

Namun, Jokowi mengingatkan, kajian itu tidak hanya urusan infrastruktur, tetapi sosiologis dan sosial politiknya yang perlu dipertajam.

Selain itu, juga urusan lingkungan, misalnya kebutuhan air seperti apa, apakah jauh dari sisi kebencanaan seperti banjir atau gempa bumi. "Saya kira di sini enggak ada," ujar Jokowi.

Baca juga: Bukit Soeharto Jadi Salah Satu Lokasi Calon Ibu Kota Baru

Saat ditanya wartawan apakah berarti sudah ada deal, Presiden Jokowi menegaskan semuanya masih dikalkulasi.

Namun, secara khusus Presiden menilai, fasilitas-fasilitas yang ada di Kaltim ini sangat mendukung, terutama dengan tersedianya bandar udara dan jalan tol.

Ada tim yang mengkaji

Presiden Jokowi menegaskan, ada tiga lokasi alternatif pemindahan lokasi ibu kota RI dari Jakarta. Selain Bukit Soeharto, dua tempat lain juga akan ditinjau.

Menurut Presiden, setelah kunjungan dirinya dan sejumlah menteri, nanti akan ada tim ke lapangan lagi untuk melakukan kajian lebih detail lagi.

“Ini harus sangat terencana, sangat matang, sehingga saat memutuskan itu betul-betul kondisinya betul-betul benar, gitu lho,” ujar Presiden.

Demikian juga sisi anggaran. Menurut Presiden, juga ada kajian untuk keuangannya, sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Keuangan agar tidak membebani APBN.

Baca juga: Membelah Bukit Soeharto di Timur Kalimantan

Selama peninjauan berlangsung, Presiden Jokowi juga mendengarkan paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan A Djalil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com