Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tanah Bergerak di Sukabumi, BPBD Tunggu Kajian dan Rekomendasi Badan Geologi

Kompas.com - 07/05/2019, 18:12 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi

Kepala Desa Kertaangsana Agus Sudrajat menjelaskan, bertambahnya jumlah rumah dan penduduk yang terdampak pergerakan tanah ini terjadi seiring retakan dan amblesnya tanah yang meluas.

Sebelumnya, banyak rumah di RT 01 kondisinya masih terancam, namun saat ini semakin terancam. Terlebih lagi posisi permukiman warga di RT 01 juga berada di lereng Perbukitan Gunungbatu.

"Kami menginventarisir kembali dan ada 53 dari 59 kepala keluarga di RT 01 yang semakin terancam. Sedangkan 6 KK sudah mengungsi karena rumahnya rusak," jelas Agus.

"Mereka masih menetap dan bisa tinggal di rumahnya, namun perabotan sudah di evakuasi. Bila ada hujan deras atau kondisinya berubah mereka akan mengungsi," sambungnya.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, 90 Rumah hingga 26 Hektar Sawah Rusak

Data BPBD Kabupaten Sukabumi menyebutkan, hingga Minggu (5/5/2019) bencana tanah bergerak melanda  RT 01, 02 dan 03 RW 09. Jumah rumah dan penduduk bertambah menjadi 129 runah dengan penduduk sebanyak 161 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 482 jiwa.

Sebelumnya terdata sebanyak 109 rumah dengan jumlah penduduk sebanyak 110 KK yang berjumlah 354 jiwa.

Rumah yang tidak dapat dihuni atau rusak berjumlah 90 rumah, fasilitas umum berjumlah 3 unit, sawah terancam 26 hektar dan jalan provinsi sepanjang 200 meter rusak

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam.

Selain itu tanah bergerak ini mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi-Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

Gerakan tanah ini mulai dikeluhkan masyarakat sejak sepekan ini setelah hujan deras mengguyur sehari semalam. Hingga Senin (22/4/2019) pergerakan tanah terus dirasakan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com