Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Zakat di Indonesia Capai Rp 217 Triliun

Kompas.com - 07/05/2019, 11:16 WIB
Reni Susanti,
Rachmawati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 217 triliun. Namun dari jumlah itu, baru Rp 8 triliun atau 4 persennya yang tergarap secara profesional.

“Potensinya memang besar. Capaian Rumah Zakat sendiri 60 persennya dari zakat,” ujar CEO Rumah Zakat Nur Effendi kepada Kompas.com di Jalan Turangga Bandung, Selasa (7/5/2019).

Nur menjelaskan, potensi yang besar ini seiring dengan jumlah penduduk muslim Indonesia yang banyak. Jika potensi zakat ini bisa terkelola dengan maksimal, maka rakyat akan lebih sejahtera.

Baca juga: Penerimaan Zakat Meningkat, Baznas Jateng Bertekad Berantas Kemiskinan

Untuk itu, berbagai inovasi terus dilakukan untuk menggenjot pengelolaan zakat. Salah satunya dengan layanan chatboth 2.0 yang diberi nama Rania.

Rania atau @raniabot merupakan sebuah teknologi customer service berbasis Artificial Intellegence (AI). Siapapun yang ingin mendapatkan informasi seputar zakat bisa mengakses Rania 24 jam.

“Selain informasi, masyarakat bisa konsultasi dan berdonasi di bulan Ramadhan melalui Rania,” imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Edy: Gaji PNS Akan Langsung Dipotong 2,5 Persen untuk Zakat

Tahun lalu, Rumah Zakat menyalurkan zakat infak sadaqah (ZIS) dari para donatur ke 1.183 Desa Berdaya yang tersebar di Indonesia dan 5 negara.

“Ada 168.252 penerima manfaat di tahun 2018 dan 524.036 donatur. Tahun ini kami menargetkan lebih banyak penerima manfaat di 1.440 Desa Berdaya,” ucapnya.

Sedangkan lima negara penerima zakat adalah Palestina, Suriah, Bangladesh, Myanmar, dan Ethiopia.

Untuk Palestina, pihaknya telah membangun sekolah di Jerusalem, 700 meter dari Masjid Al Aqsa. Sesuai dengan UU Israel, tanah tersebut tidak bisa diganggu gugat karena merupakan tanah wakaf.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Bayar Zakat Tidak Membuat Orang Jadi Melarat

Selain itu, pihaknya menyalurkan makanan, air, dan pakaian ke 5 negara tersebut. Untuk Suriah, ada asrama Yatim sedangkan Bangladesh untuk camp pengungsi.

“Myanmar akan ada empat sekolah di sana (Rohingya),” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com