Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemukiman Hancur akibat Lumpur, Korban Banjir Bengkulu Masih Bertahan di Pengungsian

Kompas.com - 06/05/2019, 23:15 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi


BENGKULU, KOMPAS.com - Sembilan hari pascabanjir dan longsor menerjang Bengkulu pada 27 April 2019.

Desa Genting, Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah, masih disesaki lumpur setinggi rata-rata 30 sentimeter hingga 1 meter.

Kondisi desa porak-poranda oleh banjir dan lumpur mengakibatkan warga tetap di pengungsian di tengah suasana Ramadhan.

Baca juga: Pemprov Sumbar Salurkan 1,038 Ton Rendang untuk Korban Banjir Bengkulu

Terdapat 107 kepala keluarga (KK) atau 419 jiwa total keseluruhan penghuni desa terpaksa mengungsi di daerah tinggi tak jauh dari permukiman desa.

Sembilan rumah hilang disapu banjir sementara rumah lainnya mengalami rusak berat. Banjir mencapai atap rumah warga.

"Saat ini 412 jiwa masih berada di pengungsian. Mau kembali ke rumah lumpur masih tebal, rumah sia-sia dibersihkan bila lumpur yang menutupi desa tidak juga dibersihkan," kata Nasrun Kepala Desa Genting saat ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian Desa Genting, Senin (6/5/2019).

Menurut Nasrun, sejumlah warga telah membersihkan rumah dari lumpur tetapi usaha tersebut sia-sia karena drainase desa masih tertutup oleh material tanah yang dibawa akibat banjir.

Nasrun menjelaskan, pihaknya membutuhkan uluran tangan dari pemerintah berupa alat yang dapat membersihkan material tanah yang menutupi parit-parit desa, jalan desa, serta sejumlah fasilitas umum lainnya.

"Apabila material tanah di dalam saluran air tidak dibersihkan, kalau hujan lagi maka kampung akan kebanjiran lagi. Bila tidak dibersihkan maka desa tak layak huni. Warga untuk gotong royong membersihkan tampaknya tak kuasa mengingat trauma masih melekat," sebut Nasirun.

Ia menyebutkan, saat ini kebutuhan warga yakni, sejumlah unit alat pemadam kebakaran atau sejenisnya untuk menyemprot material tanah yang menutupi jalan dan drainase desa.

Selanjutnya, desa membutuhkan ekscavator mini untuk membersihkan sejumlah bangunan yang tertutup gundukan lumpur. Terakhir, menurutnya, Desa Genting membutuhkan perbaikan tata ruang desa secara total.

"Desa sudah hancur total akibat banjir. Kami warga hanya mampu membersihkan rumah semampunya, sementara bila fasilitas desa seperti drainase, jalan tidak dibersihkan dari material tanah, maka sia-sia saja kami membersihkan rumah," jelasnya.

Baca juga: Diduga Kelelahan, 7 Petugas Pemilu di Bengkulu Meninggal

Sejumlah fasilitas desa memang sudah dibersihkan oleh sekelompok mahasiswa pencinta alam Palasostik Fisip Universitas Bengkulu. Fasilitas yang dibersihkan itu berupa ruang kantor di sekolah dasar, kantor desa, dan masjid.

"Ada anak-anak mahasiswa yang bersihkan masjid, ruang kantor di SD dan masjid, selebihnya fasilitas desa masih tertimbun lumpur," tambah Nasirun.

Saat ini, kata dia bantuan makanan, pakaian, sudah cukup diterima warga berkat bantuan dari masyarakat lain.

Sarana air bersih dan air minum juga masih sangat dibutuhkan di lokasi pengungsian. Warga berharap pemerintah dapat membantu membersihkan desa mereka agar mereka dapat kembali ke rumah untuk memulai kembali hidup.

Banjir dan longsor menerjang Bengkulu pada 27 April 2019. Sebanyak 24 orang warga dinyatakan meninggal dunia, 4 dinyatakan hilang, 12 ribu warga menjadi pengungsi, dan 13 ribu terdampak. Selain itu, sejumlah fasilitas publik di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu rusak parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com