Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, 30 Jasad Dipindahkan hingga 90 Rumah Rusak

Kompas.com - 06/05/2019, 14:53 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, terus mengancam warga.

Warga bahkan terpaksa memindah jasad-jasad yang ada di tempat pemakaman umum (TPU) setempat karena kondisi tanah yang labil.

Hingga saat ini sudah ada 30 jasad yang dipindahkan oleh kerabat mereka ke lokasi yang lebih aman.

Berdasar data yang dihimpun, ada 90 rumah dan 3 fasilitas umum rusak akibat bencana tanah gerak. Selain itu, kurang lebih 26 hektar sawah dan 200 meter jalan mengalami kerusakan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Sebanyak 30 jasad di TPU dipindah, ini alasannya...

Rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunubgbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019).KOMPAS.com/BUDIYANTO Rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunubgbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019).

Selain merusak rumah warga dan persawahan, bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, juga merusak tempat pemakaman umum (TPU).

Hingga Jumat (3/5/2019), sekitar 30 jasad telah diungsikan dari TPU yang berlokasi di pinggiran ruas jalan Sukabumi-Nyalindung-Sagaranten.

Puluhan jasad yang di antaranya berusia 50 tahun dipindahkan keluarga ke daerah berbeda.

"Jasad keluarga kami ini kami pindahkan karena kondisi pemakamannya sudah tidak stabil, dan tanahnya terus tergerus," ujar Soleh, yang sehari-hari bekerja di perusahaan perkebunan.

Hal serupa juga dilakukan oleh Putri Sari Tunggal (19). Keluarga Putri memindahkan jasad ibundanya almarhumah Aisyah yang dimakamkan lima tahun lalu.

Rencananya, jasad ibu kandungnya itu akan dipindahkan ke TPU di Kampung Nagrak desa setempat.

"Iya, mau dipindahkan, karena tanah makamnya juga sudah terdampak bencana gerakan tanah, makanya dipindahkan," ucap Putri.

Baca Juga: Makam Tergerus Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, 30 Jasad Dipindahkan

2. Penjelasan Ketua RT terkait kondisi TPU di Nyalindung

Seorang warga menunjukkan retakan di lantai dampak bencana gerakan tanah di Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/4/2019)KOMPAS.com/BUDIYANTO Seorang warga menunjukkan retakan di lantai dampak bencana gerakan tanah di Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/4/2019)

Ketua RT 003 RW 009 Ujang Suparman mengatakan, lokasi TPU Kampung Gunungbatu berada di wilayahnya.

Hingga Jumat (3/5/2019) sudah 30 jasad yang dipindahkan oleh kekuarganya masing-masing. Namun, dia tidak mengetahui jumlah jasad yang dikebumikan di tempat itu.

"Pemakaman ini sudah lama, sudah ada sejak zaman Belanda. Kalau yang sudah dipindahkan karena ada bencana gerakan tanah ini sudah ada 30 jasad," ujar Ujang, di sela pemantauan di lokasi pemakaman.

Pantauan Kompas.com, pemindahan jasad dari TPU Kampung Gunungbatu yang terus tergerus bencana tanah bergerak sudah berlangsung sejak Minggu (28/4/2019) lalu.

Baca Juga: Khawatir Rumah Roboh, Korban Tanah Bergerak di Nyalindung Pindahkan Perabotan ke Lokasi Aman

3. 90 rumah rusak

Seorang warga menunjukan tembok yang retak kembali setelah diperbaiki di Kamoung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019)KOMPAS.com/BUDIYANTO Seorang warga menunjukan tembok yang retak kembali setelah diperbaiki di Kamoung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019)

Sebanyak 90 rumah, 3 fasilitas umum, 26 hektar sawah dan 200 meter jalan provinsi rusak akibat bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu.

"Sejak hari ini ada penambahan karena ada rumah-rumah RT 1 statusnya menjadi terancam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Asep Suherman kepada wartawan di Balai Desa Kertaangsana, Minggu (5/5/2019).

Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, daerah terdampak meliputi RT 01, 02 dan 03 RW 09. Rumah berjumlah 129 rumah dengan penduduk sebanyak 161 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 482 jiwa.

Baca Juga: 5 Fakta Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, Warga Mulai Jual Harta Benda hingga Ratusan Rumah Terancam

4. Masa tanggap darurat berakhir 6 Mei

Tim Badan Geologi dibantu warga mengambil sampel tanah di lokasi tanah bergerak Kampung Gunubgbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (28/4/2019).KOMPAS.com/BUDIYANTO Tim Badan Geologi dibantu warga mengambil sampel tanah di lokasi tanah bergerak Kampung Gunubgbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (28/4/2019).

Sesuai Surat Keputusan Bupati Sukabumi Marwan Hamami, masa tanggap darurat bencana gerakan tanah di Kampung Gunungbatu berlaku hingga Senin 6 Mei 2019.

"SK Bupati sampai tanggal 6, namun atas pertimbangan bersama saling memaklumi kaitan dengan 1 Ramadhan, dan teman-teman sudah dua pekan di sini makanya hari ini dilakukan penyerahan dan besok dari BPBD tetap menugaskan staf di sini dan kami terus memonitornya," kata Asep, Minggu (5/5/2019).

Ketua Umum Panlok Kapten Kusmana mengatakan, akan melanjutkan penanganan bencana ini bersama-sama dengan pengurus semuanya.

Rencana awal akan kembali dilakukan pendataan ulang mulai jumlah warga terdampak atau pengungsi dan logistik.

Baca Juga: Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, 90 Rumah hingga 26 Hektar Sawah Rusak

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com