KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Penerimaan Zakat Meningkat, Baznas Jateng Bertekad Berantas Kemiskinan

Kompas.com - 06/05/2019, 11:05 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penerimaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meningkat hampir dua kali lipat.

Peningkatan tersebut terjadi pasca dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur tentang potongan langsung dari gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 2,5 persen.

Dengan lonjakan penerimaan itu, Baznas Jateng bertekad untuk meningkatkan kontribusi dalam penurunan kemiskinan di Jateng.

Peningkatan penerimaan zakat itu disampaikan oleh Ketua Baznas Provinsi Jateng KH. Achmad Daroji saat Peluncuran Lapak Pedagang Kuliner Mustahik Binaan Baznas Provinsi Jateng, Sabtu (4/5/2019) di Jalan Jolotundo, Kompleks Masjid Agung Jateng (MAJT).

"Semula perbulan penerimaannya hanya Rp 2,7 miliar, setelah ada surat edaran dari Pak Gubernur kini yang diterima Baznas mencapai Rp 4,2 miliar," katanya dalam keteragan tertulis yang Kompas.com terima, Senin(6/5/2019).

Surat edaran tersebut dikeluarkan Ganjar setelah menerima laporan dari Baznas terkait penerimaan serta pemanfaatan zakat sepanjang 2018 silam.

Sepanjang 2018, Baznas Jateng menerima saluran zakat dari ASN Jateng sebesar Rp 31,7 miliar.

Lebih efektif dan modern

Dengan meningkatnya penerimaan, pemanfaatannya pun dilakukan secara lebih efektif dan modern. 

"Pemanfaatan untuk sektor produktif sebesar 40 persen dan sektor tidak produktif sebesar 60 persen," ujarnya. 

Kemudian, lanjut KH. Daroji, untuk sektor produktif semua bisa untuk produksi, misalnya pinjaman tanpa bunga di Baznas Micro Finance. Sedangkan untuk sektor tidak produktif dimanfaatkan untuk pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH).

Baznas Micro Finance, tambahnya, ditujukan pada mereka yang punya usaha kecil yang ingin menambah modal.

Namun, mereka tidak dilepas begitu saja, melainkan diberi pendampingan. Selanjutnya Baznas akan melakukan evaluasi.

"Seperti saat ini, ada 16 lapak pedagang kecil kerjasama dengan MAJT. Ini tekad kami untuk mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah," katanya. 

Role model nasional 

Dengan sistem yang diterapkan dalam pengelolaan zakat tersebut, Jateng bahkan dijadikan role model pengumpulan dan pengelolaan zakat secara nasional.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan pemanfaatan zakat tersebut sangat membantu untuk menyejahterakan masyarakat. 

"Baznas sangat berkontribusi penuh dalam penurunan kemiskinan. Baznas adalah solusi. Kami menyelesaikan dengan banyak sumber untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat. APBD sudah pasti, tapi Baznas dan para filantropis punya kekuatan luar biasa," papar Ganjar. 

Namun demikian, kepada para pelapak Ganjar berpesan agar menggunakan dana pemanfaatan zakat tersebut secara benar.

Komunikasi pun diharapkan bisa dilakukan secara intensif, terlebih setelah pedagang menerima lapak, masih ada program lanjutan, yakni pendampingan. 

"Ini rangsangan awal yang semoga panjenengan bisa mandiri. Setelah pembangunan lapak ini selanjutnya masih ada program yakni pinjaman tanpa bunga. Tapi dibayar ya," katanya.

Usai meresmikan lapak tersebut, Ganjar pun langsung berkeliling menuju 16 padagang yang didominasi lapak kuliner.

Ada nasi bungkus, ayam penyet, tahu gimbal, nasi pindang, nasi rames, mie topping, soto, dsb gule kambing.

"Wah ini ada gule Bustaman ternyata, enak iki. Dodolan seng nggenah yo (jualan yang sungguh-sungguh ya)," kata Ganjar.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com