Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Religi Masjid Jami' di Kampar Riau, Dibangun Tanpa Paku hingga Dianggap Keramat

Kompas.com - 06/05/2019, 07:33 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Keramat adalah, dulu pernah disiram dengan minyak lalu dibakar oleh orang Belanda. Namun, setelah itu tidak ada tanda-tanda terbakar.

"Setelah dibakar orang Belanda, tidak ada sedikitpun ada tanda kebakaran. Tidak ada yang hangus sama sekali," kata Pak Udin.

Baca juga: 4 Masjid Bersejarah yang Cocok untuk Wisata Ramadhan di Solo

Kemudian Bertuah, lanjut dia, di kawasan masjid sering kali dilanda banjir yang hampir menenggelamkan rumah warga. Sebab kawasan perkampungan dekat sungai.

"Tahun 2016 pernah banjir parah. Warga mengungsi. Tapi anehnya air tidak bisa naik di kawasan masjid, sedangkan rumah warga di sekitarnya hampir tenggelam," sebut Pak Udin.

Batu berbentuk kepala kerbau yang berpindah-pindah

Di sebuah bak air dibagian timur Masjid Jami' terdapat batu yang berbentuk kepala kerbau. Batu itu disebut keramat, karena bisa pindah dari bak satu ke bak air yang lainnya.

Menurut Pak Udin, sejarah batu itu awalnya dari pembangunan Masjid Jami'. Saat itu warga bergotong royong mencari batu-batu besar sungai untuk tapak tiang masjid.

"Jadi warga kampung pergilah ke sungai mencari 40 buah batu sondi untuk bantalan tiang. Kemudian semua batu itu dipasang, tapi ada satu batu yang tidak bisa ditegakkan tiang diatasnya. Tiap ditaruh kayunya, batunya ngelak," cerita Pak Udin.

Baca juga: Unik, Masjid Bandara Yogyakarta Tanpa Daun Pintu dan Jendela

Melihat keanehan batu itu, kata dia, warga melapor lagi ke Datuk Ongku Mudo Songkal. Setelah dilihat oleh datuk, kemudian meminta warga untuk mengasingkan batu tersebut.

"Kata datuk batu itu nanti akan ada khasiatnya," ucapnya.

Pak Udin menceritakan, dulunya batu mirip kepala itu sering berpindah-pindah tempat tanpa diangkat oleh orang. Namun sejak beberapa tahun terakhir, batu tersebut hanya bisa berputar di dalam bak air saja.

"Kalau dulu sering pindah-pindah. Bahkan ada masuk ke sumur, lalu kembali ke bak lagi. Tapi sekarang cuma berputar saja di selama bak. Kadang bisa arah ke timur, barat, utara dan selatan. Kalau sekarang arah kiblat," katanya.

Air batu keramat untuk menyembuhkan penyakit

Air dalam bak yang ada batu mirip kepala kerbau itu juga dipercaya sebagian masyarakat bisa menyembuhkan bermacam penyakit. 

"Sudah banyak masyarakat yang datang kesini mengambil airnya untuk dijadikan obat. Ada yang diminum maupun dimandikan. Karena airnya ini atas izin Allah SWT bisa menyembuhkan bermacam penyakit, seperti demam dan sebagainya," kata Pak Udin.

Selain itu, tambah dia, dulunya pernah ada seorang anak berusia tiga tahun belum bisa berjalan dibawa oleh orangtuanya untuk dimandikan dengan air di bak tersebut.

Baca juga: Masjid Jadi Sasaran Kampanye Hitam, Bawaslu Magelang Sebarkan Buku Khotbah Jumat

"Alhamdulillah, anak itu sekarang bisa jalan. Dulu juga ada seorang anak muda yang dapat jodoh setelah memandikan airnya. Caranya dia mandikan air itu, ambil wudhu, shalat dan berdoa kepada Allah. Tapi yang mengatur itu semua adalah Allah SWT. Barangkali batu ini bisa jadi sebagai perantara saja," tutup Pak Udin.

Sementara itu, menjelang bulan Ramadhan cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke Masjid Jami'. Selain wisatawan lokal, juga ada dari berbagai negara.

Menurut Pak Udin, Masjid Jami' ramai dikunjungi saat perayaan hari besar Islam, seperti Israj Mi'raj, Maulud Nabi, dan Lebaran Idul Fitri.

"Sekarang lumayan ramai jelang puasa. Biasanya pengunjung ada dari Malaysia dan juga ada dari Singapura," tutup Pak Udin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com