Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelebihan YIA, "Runway" Panjang yang Bikin Pesawat Mendarat Mulus

Kompas.com - 04/05/2019, 13:32 WIB
Dani Julius Zebua,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) untuk Bandara Internasional Yogyakarta, Agus Pandu Purnama, Sabtu (4/5/2019) mengatakan, pemerintah membangun Yogyakarta International Airport dengan kualifikasi bandara internasional.

Dari sisi airside, Yogyakarta International Airport (YIA) memiliki banyak kelebihan, salah satunya ialah panjang lintasan. 

"Saking panjangnya (YIA), pesawat tidak perlu langsung brake (mengerem) sampai ke ujung (landasan). Jadi pendaratan akan terasa halus sekali. Tidak seperti di Adisutjipto," kata Pandu melalui sambungan telepon, Sabtu (4/5/2019).

Pandu mengatakan, kekuatan landasan juga mempengaruhi pesawat. Landasan YIA, kata dia, memiliki kekerasan PCN (pavement classification number) 107. Kualifikasi kekerasan ini memungkinkan pesawat terberat melintas di atasnya.

"(Bandara) Cengkareng saja di bawah kita. Di bawah landasan kita ada pasir besi yang dipadatkan dengan metoda dynamic compection," kata Pandu menjelaskan kekuatan landasan di YIA.

Baca juga: Runway Bandara Internasional Yogyakarta Dibersihkan 3 Kali Sehari

Dengan kedua kelebihan itu saja, lintasan bisa dilewati pesawat dari terkecil hingga terbesar ataupun terberat di dunia, yakni jenis pesawat komersil berbadan lebar (wide body), seperti Airbus A380 serta Boeing 747 dan 777.

Kelebihan lain lagi, apron YIA mampu menampung parkir 21 pesawat domestik dan 2 pesawat internasional. Kondisi ini bisa berlangsung sampai tahun 2026.

Apron akan terus berkembang di tahun-tahun ke depan. Jumlah kapasitas menampung pesawat parkir pun dari tahun ke tahun akan berkembang hingga maksimal.

Jumlah tempat pesawat parkir ini tentu lebih besar dari Bandar Udara Internasional Adisutjipto yang hanya belasan parkir stand.

Baca juga: Citilink Klaim Maskapai Pertama yang Terbang dari Bandara Internasional Yogyakarta

Ini belum termasuk paralel taxiway dengan panjang 3.250 meter dan lebar 45 meter. Ini memungkinkan pesawat bisa sama-sama melintas dan mesin pesawat masih di atas aspal.

Secara fisik konstruksi, YIA memang baru terbangun 53 persen. Namun, sisi airside sudah terbangun 100 persen. Sementara banyak bangunan di sisi darat belum terbangun seutuhnya, terutama terminal penumpang.

Terlebih bangunan terminal yang baru 8 persen, namun terminal ini sudah lengkap dengan berbagai fasilitas untuk melayani penumpang. Termasuk di sana ada 4 garbarata, ruang tunggu penumpang, cek in, hingga ruang kedatangan.

Dipuji Jusuf Kalla

Pandu mengatakan, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memuji keunggulan sisi udara Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hal itu karena airside pada landasan pesawat cukup panjang, yakni 3.250 meter dengan lebar 75 meter.

Panjangnya landasan ini membuat pesawat tidak perlu break atau mengerem ketika mendarat. Akibatnya, pesawat mendarat lebih mulus.

"(Pendaratan) aman, bagus, mulus. Terasa kan kalau runway-nya bagus," kata Jusuf Kalla sebagaimana disampaikan Pandu, Sabtu (4/5/2019).

Baca juga: Runway Bandara Internasional Yogyakarta Dibersihkan 3 Kali Sehari

Menurut Pandu, Jusuf Kalla tiba di YIA, Sabtu pagi, sebelum pukul 10.00 WIB. Pesawat yang membawa Jusuf Kalla terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com