MAKASSAR, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengungkapkan, pihak keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi pada tubuh Marthin Mathius Tambunan Baruara (46), bos BUMN yang tewas di salah satu hotel di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/4/2019) lalu.
Mereka menginginkan Kepala PT Pelni cabang Nabire itu dimakamkan secepatnya di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Setelah dilakukan olah TKP dan visum luar, korban langsung dipulangkan ke kampungnya.
"Jadi pihak keluarga bikin pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi sehingga kami hanya lakukan visum luar," kata Indratmoko kepada Kompas.com, Jumat (3/5/2019).
Baca juga: Kasus Bos BUMN Ditemukan Tewas di Hotel Makassar, Ini Temuan Polisi
Karena autopsi tak dilakukan, lanjut Indratmoko, polisi kesulitan untuk mengembangkan lebih jauh indikasi penyebab kematian Marthin.
Indratmoko menyebut, hasil visum luar yang dilakukan pihaknya sejauh ini tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Marthin.
Ia mengatakan, dugaan awal kematian Marthin disebabkan karena sakit yang dideritanya dan memiliki riwayat penyakit.
"Dia sesak. Dugaannya sih (serangan) jantung," imbuhnya.
Baca juga: Bos BUMN Tewas di Hotel Makassar, Tak Ada Tanda Kekerasan
Sebelumnya, Marthin Mathius Tambunan Baruara ditemukan tewas saat berada di lorong salah satu hotel yang ada di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/4/2019) lalu.
Pria yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai kepala PT Pelni cabang Nabire, Papua itu, berada di Makassar saat transit dari Papua untuk menuju ke Jakarta pada Senin 29 April.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan