Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Nasib Anak dan Suami Bupati Talaud Pasca-OTT KPK | Jokowi-Ma'ruf Menang Telak di Yogyakarta

Kompas.com - 03/05/2019, 08:09 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah penangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip, pihak keluarga tinggal di rumah kontrakan.

Sementara itu suami Sri, Armindo Pardede, tengah menjalani perawatan medis.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua I DPC Partai Hanura Kabupaten Kepulauan Talaud Jimmy Tindi.

Sementara itu, kisah pria asal Medan bernama Mak Pak Kim yang bercocok tanam di lantai lima rumah toko (ruko) miliknya menjadi perbincangan di masyarakat.

Di lantai lima itu Pak Kim menanam berbagai tanaman. Mulai dari mangga, jambu air, bawang kalimantan, dan lain sebagainya. Tempatnya tidak lebar. Tapi di sini pula dia menanam bawang merah, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, bawang putih.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kisah Pak Kim bercocok tanam di lantai lima ruko miliknya

Pak Kim menunjukkan bawang merah hasil panen yang ditanamnya di ruko lantai 5 di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kec. Medan Barat. Pak Kim melawan keterbatasan lahan dengan menanam berbagai tanaman di lantai paling atas rukonya.  KOMPAS.com/DEWANTORO Pak Kim menunjukkan bawang merah hasil panen yang ditanamnya di ruko lantai 5 di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kec. Medan Barat. Pak Kim melawan keterbatasan lahan dengan menanam berbagai tanaman di lantai paling atas rukonya.
Ruko Pak Kim berada di di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.

Jalan Mesjid terkenal sebagai salah satu pusat percetakan dan bengkel spare part kendaraan bermotor.

Saat ditemui Kompas.com, Mak Pak Kim sibuk merawat bawang putih yang ditanamnya sejak Januari lalu.

Mak Pak Kim dikenal tekun merawat tanamannya. Setiap pagi dan sore dia mencabut rumput, membersihkan daun yang kering dan menyiraminya. Aktivitas naik dan turun lima lantai di rukonya dilakukan setiap saat.

Di lantai lima itu, dia menanam berbagai tanaman. Mulai dari mangga, jambu air, bawang kalimantan, dan lain sebagainya. Tempatnya tidak lebar. Tapi di sini pula dia menanam bawang merah, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, bawang putih.

"Panennya lama. Siungnya aja lama besarnya. Kelihatannya biji (bawang) tunggal. Bawang tunggal Rp 150 ribu/kilogram," katanya, Selasa (30/4/2019).

Baca berita selengkapnya: Kisah Mak Pak Kim Bercocok Tanam di Ruko Lantai 5, Panen Bawang hingga Siap Tularkan Ilmu

2. Nasib keluarga Bupati Talaud Sri Wahyumi pasca-penangkapan

 Wakil Ketua I DPC Hanura Kabupaten Kepulauan Talaud Jimmy Tindi saat diwawancarai wartawan di Bandara Sam Ratulangi Manado, Selasa (30/4/2019).KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Wakil Ketua I DPC Hanura Kabupaten Kepulauan Talaud Jimmy Tindi saat diwawancarai wartawan di Bandara Sam Ratulangi Manado, Selasa (30/4/2019).

Wakil Ketua I DPC Partai Hanura Kabupaten Kepulauan Talaud Jimmy Tindi yang dipercayakan sebagai juru bicara keluarga Bupati Talaud, Kamis (2/5/2019).

"Jadi, bukan syok dan mengurung diri di kamar. Hanya saja menghindar memberikan keterangan. Untuk urusan keluarga diserahkan semuanya ke saya untuk bicara," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon.

Ia juga mengatakan, memang saat ini suami dan anak-anak Sri Wahyuni tinggal di Manado.

"Tinggal di rumah kontrakan, di Perumahan Tamansari Metropolitan, Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Manado," ujarnya.

Lanjut dia, saat ini suami Sri Wahyumi sedang menjalani perawatan medis.
"Jadi, harus dimaklumi. Bapak lagi sakit saat ini," sebut dia.

Baca selengkapnya: Bupati Talaud Sri Wahyumi Ditangkap KPK, Anak-anak Tinggal di Kontrakan dan Suami Dirawat

 

3. Fakta munculnya kelompok perusuh berbaju serba hitam

Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019).

Kemunculan kelompok perusuh berbaju serba hitam saat May Day memunculkan pertanyaan sekaligus keresahan masyarakat.

Berdasar pengakuan A (17), diduga salah satu anggota gerombolan Anarko, dirinya hanya ikut-ikutan membuat kerusuhan saat peringatan Hari Buruh atau May Day di Bandung, pada hari Rabu (1/5/2019).

Pada hari yang sama, kelompok serupa juga melakukan aksi anarkis di dua kota lainnya, yaitu Makassar dan Malang.

Di Makassar gerombolan perusuh berbaju hitam merusak gerai McDonald's. Sementara di Kota Malang, kelompok tersebut melakukan aksi vandalisme di Jembatan Kahuripan yang merupakan cagar budaya.

Baca berita selengkapnya: Kelompok Baju Hitam Anarko, Perusuh yang Muncul di Bandung hingga Makassar

4. Debat sengit terdakwa Bahar dengan saksi ahli saat sidang

Tampak Bahar bin Smith tengah mendapatkan pengawalan dari petugas kepolisian saat memasuki ruang sidang yang berlokasi di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).KOMPAS.com/AGIEPERMADI Tampak Bahar bin Smith tengah mendapatkan pengawalan dari petugas kepolisian saat memasuki ruang sidang yang berlokasi di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).

Sidang kasus lanjutan dugaan penganiayaan terhadap dua remaja dengan terdakwa Bahar bin Smith kembali digelar di gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung, Kamis (2/5/2019).

Sidang kali ini dihadiri saksi ahli pidana dari Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof Nandang Sambas.

Dalam sidang tersebut Bahar bin Smith diberikan kesempatan oleh Hakim untuk bertanya kepada saksi ahli terkait hukum Islam yang dianutnya.

Beberapa pertanyaan ternyata memancing perdebatan antara Bahar dan saksi ahli. Kompas.com merangkum deretan topik yang memicu perdebatan antara keduanya.

Baca berita selengkapnya: Serunya Perdebatan Bahar bin Smith dengan Saksi Ahli di Persidangan...

5. Hasil rapat pleno di Yogyakarta, Jokowi-Ma'ruf menang telak

Suasana di kantor KPU Kota Yogyakarta usai proses rekapitulasi yang selesai pada Kamis (02/05/2019)KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Suasana di kantor KPU Kota Yogyakarta usai proses rekapitulasi yang selesai pada Kamis (02/05/2019)

Rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara di Kota Yogyakarta telah selesai. Rekapitulasi ini digelar selama tiga hari sejak 30 April 2019.

"Iya tiga hari, dimulai tanggal 30 April kemarin," ujar Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kota Yogyakarta Erizal, Kamis (02/05/2019).

Dari hasil rekapitulasi, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menang atas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di seluruh Kecamatan di Kota Yogyakarta. Di Kota Yogyakarta, seluruhnya terdapat 14 kecamatan.

Baca berita selengkapnya: Hasil Pleno KPU Yogyakarta, Jokowi - Ma'ruf Amin Menang Mutlak di 14 Kecamatan

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma, Agie Permadi, Michael Hangga Wismabrata, Skivo Marcelino Mandey, Dewantoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com