Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Mahasiswa UGM soal Kriteria Presiden Indonesia Tahun 2024

Kompas.com - 03/05/2019, 06:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini penghitungan suara KPU untuk Pilpres 2019 masih berlanjut, selepas gelaran Pemilu serentak pada 17 April 2019 lalu. Debat mengenai hasil quick count dalam Pemilu 2019 juga masih berlangsung. 

Seperti diketahui, berdasarkan hasil perhitungan cepat atau quick count sejumlah lenaga survei termasuk Litbang Kompas menyebutkan keunggulan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. 

Jika kemudian hasil perhitungan KPU yang diperkirakan rampung pada 22 Mei 2019 menyebutkan hal yang sama, maka petahana Jokowi melaju. 

Baca juga: Kata Mahasiswa ITS soal Presiden yang Dibutuhkan Indonesia

Namun, bagaimana dengan 2024 mendatang. Siapa kira-kira yang akan maju sebagai presiden?

Kompas.com mewawancarai sejumlah mahasiswa UGM terkait pangangan mereka soal kriteria calon pemimpin Indonesia masa depan. Berikut jawabannya.

Merakyat, merangkul semua pihak

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfina Fara (19) mengatakan Indonesia membutuhkan presiden yang merakyat.

"Pastinya presiden yang tidak hanya memikirkan elit-elit, tetapi lebih memikirkan masyarakat kecil," ujar Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Alfina Fara (19) Jumat (26/04/2019)

Menurutnya presiden yang pintar secara akademik tidak menjamin bisa menjalankan pemerintahan dengan baik. Tetapi lebih pada presiden yang mempunyai jam terbang.

Terutama lanjutnya pengalaman tentang pemerintahan. Sebab dengan pengalaman yang dimilikinya, seorang presiden bisa mengambil kebijakan dan mencari solusi yang tepat.

"Yang terpenting lagi, presiden yang bisa merangkul semua pihak," tegasnya.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unpad soal Kriteria Presiden Masa Depan dan Harapan bagi Presiden Terpilih

Menghargai pluralisme, melawan politik identitas

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UGM Caecilia Santi Praharsiwi berpendapat Indonesia membutuhkan presiden yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat, terutama tentang pluralisme dan penerimaan atas perbedaan.

Sebab masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang yang beraneka ragam.

"Yang dari kata-katanya dan perbuatannya mendukung penghargaan atas keberagaman, berani bersuara seperti Gus Dur misalnya," ungkapnya

Selain itu, Santi menuturkan Indonesia membutuhkan presiden yang berani melawan politik identitas. Indonesia juga butuh presiden yang berani mengungkap dan menindak tegas pelanggaran HAM.

"Harapan Saya, presiden yang lebih berani ambil risiko menyelesaikan permasalahan HAM di Indonesia," pungkasnya. 

Baca juga: Kata Mahasiswa Unhas Makassar soal Kriteria Presiden yang Dibutuhkan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com