Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Mahasiswa UGM tentang Polemik Quick Count pada Pemilu 2019

Kompas.com - 03/05/2019, 06:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Proses hitung cepat atau quick count menjadi salah satu hal yang hangat dibicarakan sepanjang Pemilu 2019 ini. Ada banyak tanggapan beragam masyarakat seputar quick count. Ada yang mempercayai hasil quick count dan ada juga yang tidak percaya.

Dari hasil quick count dari sejumlah lembaga survei termasuk Litbang Kompas, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin sementara unggul. 

Sementara berdasarkan situng KPU (pemilu2019.kpu.go.id) data 62,81 persen pada Kamis (2/5/2019) pukul 23.46 WIB memperlihatkan pasangan Jokowi-Amin unggul 55,89 persen. 

Kompas.com mewawancarai sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, terkait quick count dan polemiknya. Berikut hasil wawancaranya.

Baca juga: Kata Mahasiswa ITS soal Polemik Quick Count dan Saling Klaim Kemenangan

 

Quick count bukan hasil resmi

Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Imam Melliansyah menyampaikan setiap orang atau tim pemenangan mempunyai hak untuk percaya atau tidak dengan hasil quick count.

"Dari pengalaman sebelumnya (hasil quick count) tidak jauh beda dengan hasil resmi," ujar Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM Imam Melliansyah, Jumat (26/04/2019)

Imam berpendapat wajar ketika setiap paslon mempunyai quick count sendiri-sendiri. Mereka juga tentu mengeluarkan hasil masing-masing.

"Ramainya itu kan karena masing-masing menganggap hasil quick count-nya yang benar, pihaknya yang menang," urainya.

Meski hasil masing-masing quick count kedua paslon berbeda, menurut dia kedua pihak tidak perlu saling bersitegang. Sebab quick count bukanlah hasil yang resmi.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unhas soal Quick Count dan Real Count: Jangan Rusuh hingga Tunggu KPU

Hasil quick count bisa dipertanggungjawabkan

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Gabriel Owin Pamungkas Putra mengatakan, quick count merupakan hasil metode ilmiah.

"Saya kan juga belajar statistika. Jadi menurut saya itu ilmiah dan ada metodenya, jadi tidak asal," katanya kepada Kompas.com, Jumat.

Menurutnya, metode quick count dari beberapa lembaga survei sudah benar. Hasil dari quick count karena ilmiah, maka bisa dipertanggungjawabkan.

Meski mempunyai hasil quick count masing-masing, namun menurutnya setiap paslon tidak perlu mengeluarkan klaim kemenangan atau statement yang semakin membingungkan masyarakat. Sebab hal itu bisa memperkeruh keadaan.

Kedua paslon harus sabar menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Menurut saya kalem dulu, nggak terus bikin suasana makin keruh, kan habis eforia senang-senang pemilu selesai," pungkasnya.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unsoed soal Polemik Quick Count Vs Real Count pada Pemilu 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com