Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi, Warga Mulai Jual Harta Benda hingga Ratusan Rumah Terancam

Kompas.com - 02/05/2019, 15:49 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

3. Kondisi rumah milik warga korban bencana tanah bergerak

Salah seorang warga terdampak, Edih (39) menjelaskan kondisi rumah panggungnya sudah tidak stabil. Karena bagian pondasinya ada yang bergeser dan lantai depan yang dikeramik retak-retak.

"Di depan rumah ini kemarin ada tanah yang anjlok sekitar 20 centimeter dan memanjang hingga ke rumah. Sekarang sudah kami tutup," jelas Edih saat ditemui di rumahnya.

Sementara itu, warga lainnya Ade Aisyah (50) mengakui kondisi rumah panggungnya sudah miring meskipun pondasinya sudah mulai diperbaiki.

"Ya tadi satu pondasinya sudah diperbaiki dengan didongkrak. Sekarang agak lumayan, tapi di bagian bawahnya belum diperbaiki," kata Ade.

Baca Juga: Fenomena Tanah Bergerak, BPBD Imbau Warga Nyalindung, Sukabumi, Tetap Waspada

4. BPBD ungsikan warga di Kecamatan Nyalindung

Warga bergotong royong mengangkut operabotan rumah tangga milik warga yang mengungsi di Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2019).KOMPAS.com/BUDIYANTO Warga bergotong royong mengangkut operabotan rumah tangga milik warga yang mengungsi di Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2019).
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan jumlah rumah di Kampung Gunungbatu berjumlah 109 unit yang dihuni 109 kepala keluarga dengan 352 jiwa.

"Sebagai langkah pencegahan kami sudah menyiapakan lokasi pengungsian di tempat yang aman. Kami sudah mendirikan tenda pleton dan tenda familiy serta fasilitas lainnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com di lokasi bencana, Jumat (26/4/2019) petang.

Menurut dia penyiapan lokasi pengungsian tersebut dilaksanakan sesuai standar operasional dalam upaya penyelamatan jiwa warga terdampak.

Jika warga terdampak tidak diungsikan, dikhawatirkan akan jatuh korban jiwa apalagi jika hujan deras turun pada malam hari.

"Hujan deras masih terus mengguyur lokasi. Sebagai upaya pencegahan warga terdampak diungsikan," ujar dia.

Baca Juga: Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi, Jumlah Rumah Rusak Bertambah

5. Pemkab Sukabumi pastikan kondisi pengungsi terjamin

Sejumlah warga di dalam tenda pengungsian di Kampung Liunggunubg, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).KOMPAS.com/BUDIYANTO Sejumlah warga di dalam tenda pengungsian di Kampung Liunggunubg, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).

Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono mengatakan pemerintah terus memperhatikan kondisi warga terdampak bencana gerakan tanah. Mulai dari kondisi kesehatan juga termasuk kebutuhan-kebutuhan pangan.

"Alhamdulillah kalau dilihat kondisi fisiknya warga yang mengungsi dalam keadaan sehat. Kami akan terus perhatikan," kata Adjo kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana gerakan tanah, Rabu siang.

Dia menuturkan saat ini penanganan masih tahap tanggap darurat. Untuk penanganan berikutnya apakah harus relokasi atau tidaknya masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi sebagai rekomendasi.

"Bagaimana kesimpulan dan rekomendasinya kami akan tindak lanjuti. Bila harus relokasi kami akan menyiapkan lahannya dan tentu melalui tahapan kajian juga dari Badan Geologi," tuturnya.

Baca Juga: Tanah Bergerak, BPBD Bima Pasang Alat Deteksi Longsor

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com