Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jokowi-Ma'ruf Menang, Saksi Paslon 02 Tolak Tanda Tangan | Aksi Kelompok Baju Hitam Saat May Day

Kompas.com - 02/05/2019, 09:01 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerombolan orang berbaju hitam yang membuat kerusuhan saat May Day di Bandung berhasil diamankan polisi, pada hari Rabu (1/5/2019).

Polisi mendata para pelaku yang menamakan diri sebagai kelompok Anarko itu berjumlah sekitar 619 orang.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, para pemuda itu merupakan kelompok terselubung.

Mereka beraksi memanfaatkan kehadiran para buruh yang datang ke Bandung. Irman menegaskan jika kelompok itu bukan dari serikat buruh.

Sementara itu, pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf menang telak atas Prabowo-Sandi di Ngawi. Namun saksi dari pasangan calon (paslon) 02 menolak tanda tangan. 

Peristiwa itu terjadi saat sidang pleno rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ngawi Jawa Timur, Selasa (30/4/2019). 

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Aksi kelompok Anarko saat May Day di Bandung

Sejumlah pemuda anggota kelompok baju hitam yang mengatasnamakan Anarko menaiki mobil Dalmas untuk dibawa ke Mako Brimob Polda Jabar, Sumedang, Rabu (1/5/2019). Mereka diamankan polisi setelah membuat keributan di sela peringatan May Day di Bandung. KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Sejumlah pemuda anggota kelompok baju hitam yang mengatasnamakan Anarko menaiki mobil Dalmas untuk dibawa ke Mako Brimob Polda Jabar, Sumedang, Rabu (1/5/2019). Mereka diamankan polisi setelah membuat keributan di sela peringatan May Day di Bandung.

Sekelompok orang berpakaian serba hitam terlibat kericuhan saat peringatan May Day di Bandung.

Polisi akhirnya mengamankan para pelaku ke Mako Brimob Polda Jabar untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Sebelumnya, mereka sempat dikumpulkan di Mapolrestabes Bandung dan digunduli sebagai bentuk pembinaan. Kelompok itu diangkut menggunakan truk Dalmas.

Menurut data sementara yang berhasil dihimpun, tercatat ada 619 orang yang diamankan. Dengan rincian 605 pria dan 14 wanita. Dari jumlah tersebut, 293 orang diantaranya berusia di bawah umur.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kelompok ini mengatasnamakan Anarko atau kelompok berbaju hitam. Mayoritas anggotanya adalah warga Bandung Raya.

"Kita masih dalami satu per satu bagaimana mereka dapat informasi untuk berkumpul atau melakukan tindakan secara masif atau sistematis melakukan vandalisme dan kegiatan yang merugikan warga Kota Bandung khususnya. (Motifnya) kita tidak bisa berandai-andai nanti akan terjawab setelah pemeriksaan," ujar Truno di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Rabu (1/5/2019).

Baca berita selengkapnya: Polisi: Kelompok Baju Hitam yang Beraksi di Bandung Bernama Anarko

2. Kecelakaan bus pariwisata di Ngawen, Gunungkidul

Petugas sedang mengevakuasi Bus Bus Ary Jaya bernopol AB 7561 AK yang terguling di tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (1/5/2019) sore. KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Petugas sedang mengevakuasi Bus Bus Ary Jaya bernopol AB 7561 AK yang terguling di tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (1/5/2019) sore.

Kecelakaan bus pariwisata yang berisi puluhan penumpang di tanjakan Bundelan, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (1/5/2019) sore membuat satu penumpang meninggal dunia. Para penumpang lainnya sebanyak 35 orang mengalami luka.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi kecelakaan, bus Ary Jaya bernopol AB 7561 AK melintang di tengah jalan alternatif Gunungkidul-Klaten. Bus mengalami kerusakan di sisi kanan.

Sampai Rabu petang, petugas dari Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR, dan petugas lainnya masih kesulitan mengevakuasi bus.

Kanit Lantas Polres Gunungkidul Iptu Soni Yuniawan menyampaikan kronologi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu bus berjalan dari Klaten dan naik di tanjakan Bundelan.

"Pada tanjakan Bundelan, bus tersebut tidak kuat (menanjak) akhirnya mundur dan terbalik," kata Soni, di lokasi.

Diduga kuat, sang sopir bus diduga tidak hapal jalan sehingga bus tidak kuat menanjak.

Baca berita selengkapnya: Bus Pariwisata Terguling di Yogyakarta, 35 Penumpang Jadi Korban

3. Jokowi-Ma'ruf menang di Ngawi, saksi paslon 02 tolak tanda tangan

Ketua KPU Kabupaten Ngawi Syamsul Toni. Hasil sidang pleno rekapitulasi pemilu 2019 pasangan presiden nomor 1 menang telak dengan perolehan suara 78.1 persen.KOMPAS.com/DOK SYAMSUL TONI Ketua KPU Kabupaten Ngawi Syamsul Toni. Hasil sidang pleno rekapitulasi pemilu 2019 pasangan presiden nomor 1 menang telak dengan perolehan suara 78.1 persen.

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo–Ma'ruf Amin menang telak dalam penghitungan manual Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Kabupaten Ngawi Jawa Timur.

Ketua KPU Kabupaten Ngawi Syamsul Toni mengatakan, pasangan tersebut berhasil memperoleh suara 78,1 persen.

“Perolehan suara pilpres 2019 pasangan nomor 01 memperoleh 78,1 persen dan pasangan nomor 02 memperoleh 21,9 persen. Untuk jumlah pemilih di Kabuaten Ngawi sebanyak 543.038 pemilih,” ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (30/4/2019) malam.

Namun demikan, sidang pleno rekapituasi itu dinodai dengan aksi penolakan penandatanganan hasil perhitungan surat suara oleh saksi dari pasangan capres dan cawapres nomor urut 02.

“Kita tidak tahu alasan saksi 02 tidak mau tanda tangan,” imbuhnya.

Sementara itu, penghitungan surat suara untuk DPRD Kabupaten, PDI-P mendominasi perolehan suara.

Baca berita selengkapnya: Hasil Rekapitulasi KPU Ngawi Jokowi Menang, Saksi 02 Enggan Tanda Tangan Berkas

4. KPU Jateng: Petugas pemilu yang meninggal jadi 62 orang

Gubernur Ganjar Pranowo melayat ke rumah duka Almarhum Bambang Saptono di Kaligarang, Semarang, Kamis (25/4). Almarhum Bambang Saptono pada pemilu tanggal 17 April lalu bertugas sebagai anggota KPPS.Dok. Humas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Gubernur Ganjar Pranowo melayat ke rumah duka Almarhum Bambang Saptono di Kaligarang, Semarang, Kamis (25/4). Almarhum Bambang Saptono pada pemilu tanggal 17 April lalu bertugas sebagai anggota KPPS.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah melaporkan sudah ada 62 orang petugas pemilu di Jawa Tengah yang meninggal dunia saat melaksanakan tugas Pemilu 2019.

“Total ada 62 orang yang meninggal dunia. Itu data sampai Selasa (30/4/2019) pagi kemarin,” ujar Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Jawa Tengah Paulus Widiyantoro saat dikonfirmasi melalui pesan elektronik, Rabu (1/5/2019).

Selain meninggal dunia, dilaporkan ada 568 orang yang dirawat di rumah sakit, serta 32 petugas perempuan yang mengalami keguguran.

Baca berita selengkapnya: Petugas Pemilu yang Meninggal di Jateng Jadi 62 Orang

5. Warga korban tanah bergerak di Sukabumi mulai jual harta benda

Uma (kiri) warga terdampak bencana gerakan tanah menimbang tempat tidur besi di Kampung Gunubhbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019). KOMPAS.com/BUDIYANTO Uma (kiri) warga terdampak bencana gerakan tanah menimbang tempat tidur besi di Kampung Gunubhbatu, Desa Kertaangsana, Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019).

Sejumlah warga terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat mulai menjual perabotan rumah tangga dan hewan ternak.

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena sejak bencana tanah bergerak menerjang kampung halamannya banyak di antara warga tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai penghasilan.

"Setelah bencana gerakan tanah ini saya sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai penghasilan, makanya saya jual perabotan," ungkap salah seorang warga terdampak, Uma (58) kepada Kompas.com di halaman rumahnya yang sudah rusak, Rabu (1/5/2019).

Baca berita selengkapnya: Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Mulai Jual Harta Benda

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto, Nazar Nurdin, Sukoco, Markus Yuwono, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com