Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mantan Sopir Taksi Jadi Raja Bisnis Logistik di Jatim

Kompas.com - 02/05/2019, 07:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Kecintaan terhadap sesuatu bisa menjadi jalan untuk menciptakan peluang bisnis. Rasa cinta tersebut pula yang membuat seorang pebisnis teguh menjalankan bisnisnya walaupun pernah mencicipi pahitnya kebangkrutan.

Itulah yang terjadi pada Andik Purwo Widagdo. Pria kelahiran Magetan, 31 Januari 1970 silam ini adalah pimpinan PT Telaga Baru Transindo (TebaExpress).

Saat ini dia punya sekitar 100 karyawan dan mendekap omzet sebesar Rp 600 juta per bulan.

Saat ini, TebaExpress punya 14 cabang di Jawa Timur, dari awalnya hanya di Surabaya saja.

Berikut kisah Andik membesarkan TebaExpress hingga menjadi salah satu pemain di bisnis logistik yang terdepan di Jawa Timur.

Baca juga: Kisah Arjuna UGM, Perintis Tim Mobil Listik di Kompetisi Jepang

Berawal dari kecintaan hingga jatuh bangkrut

Andik bercerita, ia sudah mencintai dunia logistik sejak duduk di bangku SD. Sang ayahlah yang memperkenalkan dunia logistik ke Andik.

"Dulu, orangtua saya punya truk untuk angkut barang keliling Jawa Timur dan saya suka diajak jalan naik truk," kata Andik, seperti dikutip dari Kontan.

Boleh dibilang, Andik jatuh cinta dengan dunia logistik. Tak heran, begitu tamat kuliah dari fakultas ekonomi salah satu universitas di Surabaya pada 1995, ia langsung meneruskan usaha logistik sang ayah yang berbendera UD Telaga.

Sebelum berbisnis logistik, ayahnya adalah seorang polisi tapi pensiun dini di usia 48 tahun.

Namun pada 2004, UD Telaga ini bangkrut. Penyebabnya, pembayaran dari perusahaan yang selama ini menjadi mitra mereka macet gara-gara bisnis lesu.

Lantaran masih punya utang ke bank senilai ratusan juta, terpaksa Andik menjual truk-truk miliknya, termasuk aset-aset pribadi. "Benar-benar habis semua," ujar anak pertama dari empat saudara ini.

Baca juga: Rekam Jejak Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip, Istri Hakim yang Jadi Tahanan KPK

Demi menghidupi anak dan istrinya, Andik pun bekerja menjadi sopir taksi di Surabaya. Namun, dia tak mau jauh-jauh dari dunia logistik.

Delapan bulan jadi sopir taksi, ia kemudian bekerja di 21 Express cabang Surabaya. Perusahaan jasa pengiriman barang dan dokumen ini berpusat di Jakarta.

"Ini, kan, perusahaan tidak terlalu besar dan saya banyak dapat ilmu dari bos saya di 21 Express," imbuhnya.

Bekerja di First Logistic: sebuah titik balik

Dua tahun lebih bergabung di 21 Express, Andik pindah kerja ke First Logistics. Perusahaan tersebut baru berdiri pada 2007 dan langsung membuka cabang di Surabaya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com