Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mak Pak Kim Bercocok Tanam di Ruko Lantai 5, Panen Bawang hingga Siap Tularkan Ilmu

Kompas.com - 02/05/2019, 07:00 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Raung kendaraan menderu dari pagi hingga sore. Suara peluit petugas parkir nyalang terdengar mengatur lalu lalang di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.

Jalan Mesjid terkenal sebagai salah satu pusat percetakan dan bengkel spare part kendaraan bermotor.

Di lantai lima rumah toko (ruko), Mak Pak Kim sibuk merawat bawang putih yang ditanamnya sejak Januari lalu.

Baca juga: Kisah Pemuda Tamatan SMP di Payakumbuh yang Retas Situs KPU, Tak Niat Jahat hingga Dapat Sertifikat

Seolah tak terpengaruh oleh keriuhan jalan raya, Mak Pak Kim setia dengan tanamannya. Setiap pagi dan sore dia mencabut rumput, membersihkan daun yang kering dan menyiraminya.

Aktivitas naik dan turun lima lantai di rukonya dilakukan setiap saat. Tak terlihat napasnya 'ngos-ngosan' karenanya.

Di lantai lima, dia menanam berbagai tanaman. Mulai dari mangga, jambu air, bawang kalimantan, dan lain sebagainya. Tempatnya tidak lebar. Tapi di sini pula dia menanam bawang merah, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, bawang putih.

Dia membudidayakannya secara bergiliran.

Dia menanam bawang merah dengan biji, bukan umbi. Di petak berukuran 1x1 meter, bisa diisi dengan 25 polybag.

Menurutnya, dibutuhkan 4 polybag untuk menghasilkan 1 kilogram bawang. Dari 1x1 meter saja, dia bisa menghasilkan lebih dari 4 kilogram, tergantung dari ukuran besar kecilnya bawang saat panen.

Baca juga: Bercocok Tanam ala Warga Kampung Akuarium di Selter

Usai menanam bawang merah, dia menanam kacang tanah, kedelai dan kacang hijau dengan pola tumpang sari. Tak banyak memang, hanya beberapa polybag. Tapi dia berhasil memanen setengah kilogram kacang tanah, 200 gram kedelai, dan 100 gram kacang hijau.

Saat ini, Pak Kim sedang membudidayakan bawang putih. Benihnya dari bawang putih yang dibelinya di pasar.

Menurutnya, bawang putih yang disimpan di dalam lemari es selama beberapa waktu akan tumbuh tunas. Dia sengaja membeli bawang putih untuk ditanamnya.

Dia menempatkannya di keranjang tempat sampah yang diisinya dengan tanah humus. Saat ini umurnya sudah lebih dari empat bulan dan tumbuh dengan baik. Dia mengaku tidak tahu berapa lama bawang putih bisa dipanennya. Namun ada satu yang sudah dicabutnya.

"Panennya lama. Siungnya aja lama besarnya. Kelihatannya biji (bawang) tunggal. Bawang tunggal Rp 150 ribu/kilogram," katanya, Selasa (30/4/2019).

Pak Kim dengan senang hati berbagi pengetahuan, pengalaman dan semangat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com