Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi Mulai Jual Harta Benda

Kompas.com - 01/05/2019, 16:16 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sejumlah warga terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat mulai menjual perabotan rumah tangga dan hewan ternak.

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena sejak bencana tanah bergerak menerjang kampung halamannya banyak di antara warga tidak bekerja. Sehingga tidak mempunyai penghasilan.

"Setelah bencana gerakan tanah ini saya sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai penghasilan, makanya saya jual perabotan," ungkap salah seorang warga terdampak, Uma (58) kepada Kompas.com di halaman rumahnya yang sudah rusak, Rabu (1/5/2019).

Baca juga: Khawatir Rumah Roboh, Korban Tanah Bergerak di Nyalindung Pindahkan Perabotan ke Lokasi Aman

Dia menuturkan terpaksa menjual sebuah tempat tidur terbuat besi kepada tukang rongsokan. Uang yang diperolehnya dari menjual tempat tidur besi ini untuk kebutuhan sehari-hari.

"Alhamdulilah laku seharga Rp 100.000, mudah-mudahan cukup untuk beberapa hari ke depan," tutur Uma yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.

"Sebelum bencana terjadi saya juga sudah menjual dua ekor kambing untuk biaya anak sekolah. Sekarang sudah tidak punya lagi kambing makanya menjual perabotan yabg ada," sambungnya.

Baca juga: Badan Geologi Bawa Sampel Tanah dan Batuan dari Lokasi Tanah Bergerak di Nyalindung

Saat ini, dia bersama istri dan anak perempuannya yang masih sekolah di Madrasah Aliyah mengungsi di lokasi pengungsian. Ia mengatakan mendapatkan tempat di bekas pasar desa.

Rencananya lanjut dia mau mengontrak rumah di kampung tetangga. Biaya mengontrak rumah setiap bulannya Rp 400.000 per bulan.

"Sekarang untuk sementara mengungsi dulu, nanti kalau ada uangnya baru mengontrak rumah," harapnya.

Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi Mengungsi di Tenda

Perhatian pemerintah

Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono mengatakan pemerintah terus memperhatikan kondisi warga terdampak bencana gerakan tanah. Mulai dari kondisi kesehatan juga termasuk kebutuhan - kebutuhan pangan.

"Alhamdulillah kalau dilihat kondisi fisiknya warga yang mengungsi dalam keadaan sehat. Kami akan terus perhatikan," kata Adjo kepada wartawan saat meninjau lokasi bencana gerakan tanah, Rabu siang.

Dia menuturkan saat ini penanganan masih tahap tanggap darurat. Untuk penanganan berikutnya apakah harus relokasi atau tidaknya masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi sebagai rekomendasi.

"Bagaimana kesimpulan dan rekomendasinya kami akan tindak lanjuti. Bila harus relokasi kami akan menyiapkan lahannya dan tentu melalui tahapan kajian juga dari Badan Geologi," tuturnya.

Baca juga: Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi, Jumlah Rumah Rusak Bertambah

Diberitakan sebelumnya sedikitnya 40 unit rumah rusak terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan 115 rumah lainnya dalam kondisi terancam.

Selain itu tanah bergerak ini mengakibatkan ruas Jalan Sukabumi- Sagaranten di kampung setempat anjlok dan mengancam 26 hektar lahan persawahan.

Gerakan tanah ini mulai dikeluhkan masyarakat sejak sepekan ini setelah hujan deras mengguyur sehari semalam. Hingga Senin (22/4/2019) pergerakan tanah terus dirasakan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com