Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Jika Ibu Kota Pindah ke Purwakarta, Negara Tak Perlu Beli Tanah

Kompas.com - 30/04/2019, 23:52 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Tokoh masyarakat yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, jika ibu kota pindah ke Purwakarta, maka pemerintah tidak usah membeli tanah.

Sebab, kata Dedi, di daerah Purwakarta dan sekitarnya terdapat puluhan ribu hektar tanah milik negara. Tanah tersebut tak jauh dari tol Purbaleunyi dan kosong alias tidak terpakai

"Jadi pemerintah tidak usah membeli tanah lagi," ujar Dedi kepada Kompas.com, Selasa (30/4/2019).

Menurut Dedi, Purwakarta dan sebagian Karawang serta Subang (eks keresidenan Purwakarta, memiliki persediaan air yang melimpah. Selain itu, daerah-daerah itu tidak pernah banjir dan gempa.

"Jadi ibu kota pindah ke sini saja, air cukup dari Jatiluhur, tidak akan banjir dan tidak pernah ada gempa. Letaknya tidak jauh dari Jakarta, tol sudah terbangun," katanya.

Baca juga: Ibu Kota Pindah di Sulawesi Selatan, Wakil Gubernur: Ini Ide Brilian

Menurut Dedi, akses jalan sudah terkoneksi ke seluruh wilayah, ke Bandung sampai Jawa Tengah. Bahkan ke bandara pun cukup dekat.

Empat alasan

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengusulkan agar ibu kota dan pusat pemerintah dipindahkan ke wilayah eks keresidenan Purwakarta. Dedi menilai, eks keresidenan Purwakarta yang mencakup Subang dan Karawang sangat strategis untuk dijadikan alternatif pusat pemerintahan.

"Di Jawa, dan terutama Jawa Barat, sesungguhnya sebagian wilayah Purwakarta, sebagian Karawang dan sebagian wilayah Subang, merupakan daerah strategis dan bisa menjadi alternatif pusat pemerintahan," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (30/4/2019).

Dia menjelaskan alasan Purwakarta dan sekitarnya cocok menjadi pusat pemerintahan dan bahkan ibu kota negara. Pertama adalah ketersediaan air. Menurut Dedi, ketiga wilayah itu memiliki tanah yang subur dan air melimpah.

Alasan kedua adalah mudahnya akses ke bandar udara. Dari Purwakarta ke Bandara Soekarno-Hatta cukup dekat. Bahkan, ke Bandara Kertajati juga tidak jauh.

"Selain itu, alasan ketiga, di tiga wilayah itu tidak pernah terjadi bencana banjir. Daerah selatan Karawang teruntegrasi dengan Subang merupakan daerah yang tidak pernah banjir," kata Dedi yang juga ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.

Alasan ketiga adalah faktor akses transportasi. Menurut Dedi, ketiga wilayah itu sudah terkoneksi dengan jalur tol dan juga kereta api.

"Jadi Purwakarta, Subang dan Karawang sangat cocok menjadi pusat pusat pemerintahan. Bisa juga jadi ibu kota negara. Atau ibu kota tetap di Jakarta, sedangkan pusat pemerintahan di Purwakarta dan sekitarna," kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Usul Ibu Kota Dipindah ke Eks Keresidenan Purwakarta

 

Menurut Dedi, pada zaman Belanda, ketiga wilayah itu pernah menjadi pusat keresidenan. Artinya, wilayah-wilayah itu sudah memiliki pengalaman menjadi pusat pemerintahan.

"Dan alasan terakhir adalah jika dipindah ke Purwakarta, biaya pemindahan relatif tidak mahal. Tinggal bangun saja pusat pemerintahan di Purwakarta dan sekitarnya," tandas Dedi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com