Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kapal Patroli TNI AL Ditabrak Kapal Vietnam | Caleg Gagal Tarik Kembali Bantuan Aspal

Kompas.com - 30/04/2019, 08:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita tentang reaksi sejumlah calon legislatif menarik kembali bantuan yang diberikan kepada masyarakat pasca-Pemilu 2019 menjadi sorotan.

Salah satunya adalah caleg HY dari Partai Gerindra di Cimahi. HY gagal lolos dan meminta kembali aspal yang telah diberikan kepada warga di kompleks Puri Cipageran 1 Blok H2, RT 2/28, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi

Selain itu, caleg atas nama Euis Mulyati dari Partai PDI-P terkena serangan jantung dan meninggal dunia usai hasil suaranya tidak cukup untuk meloloskan dirinya menjadi anggoyta dewan.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Sejumlah fakta aksi caleg yang gagal terpilih

Ilustrasi calegKOMPAS Ilustrasi caleg

Gara-gara gagal terpilih, HY, seorang caleg dari Partai Gerindra di Cimahi, menarik bantuan berupa aspal telah diberikannya kepada warga di kompleks Puri Cipageran 1 Blok H2, RT 2 RW 28, Cimahi Utara.

Seperti diketahui, HY hanya meraup 5 suara di wilayah itu. Melihat reaksi HY, warga kompleks Puri Cigaperan pun tidak mempermasalahkan jika HY membatalkan dan menarik bantuan aspal bagi warga.

Sementara itu, beberapa oknum calon legislatif yang gagal nekat membakar surat suara di sejumlah daerah. Akibatnya, KPU setempat terpaksa menggelar pemungutan suara ulang.

Salah satu aksi caleg gagal yang sempat menjadi sorotan terjadi di Pemilu 2014 lalu. Saat itu, seorang caleg PKS di Sampang, Madura, nekat mencuri kotak suara karena gagal terpilih.

Baca berita selengkapnya: 7 Fakta Aksi Caleg Gagal Terpilih, Minta Kembali Bantuan Aspal hingga Meninggal karena Serangan Jantung

2. Kasus remaja tamatan SMP di Payakumbuh jajal retas situs KPU

IlustrasiMashable Ilustrasi

Pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dihebohkan dengan penangkapan pemuda asal Payakumbuh, Sumatera Barat, MAA (19) yang diduga mengakses situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara ilegal.

MAA ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri yang bekerja sama dengan Polres Payakumbuh di rumahnya di Payakumbuh, Senin (22/4/2019) lalu.

Orangtua MAA, Nila Mailinda yang dihubungi Kompas.com membantah anaknya merupakan seorang penjahat. Anaknya adalah orang baik yang memberitahu kelemahan website KPU, bukan untuk membobol dan merusak data yang ada.

"Dia bukan orang jahat. Dia tidak berniat menghancurkan atau merusak website KPU. Dia sebelumnya sudah memberitahu kelemahan website itu ke pemerintah," kata Nila.

Baca berita selengkapnya: Kisah Pemuda Tamatan SMP di Payakumbuh yang Retas Situs KPU, Tak Niat Jahat hingga Dapat Sertifikat

3. Tangis Wali Kota Tasikmalaya usai ditetapkan jadi tersangka KPK

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, diangkat pegawainya saat masuk pertama kerja pasca ditetapkan sebagai tersangka, Senin (29/4/2019). KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, diangkat pegawainya saat masuk pertama kerja pasca ditetapkan sebagai tersangka, Senin (29/4/2019).

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, menangis saat pertama kali masuk kerja pasca-ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Senin (29/4/2019) pagi.

Budi terlihat menangis saat para pegawainya menghampirinya dan bersalaman seakan tak akan bertemu lagi di kantornya bersama para pegawai.

Sebelumnya, sebagian pejabat eselon II dan pegawai menyambut pimpinannya itu dengan kue ulang tahun di pintu masuk utama Bale Kota Tasikmalaya.

Budi hanya merespons dengan ucapan terima kasih dan menyuruh ajudannya untuk membawa kue tersebut ke mobilnya.

"Saya berterima kasih kepada semuanya. Kalian pasti sudah tahu apa yang sedang saya hadapi. Itulah risiko pemimpin, saya selama ini berniat betul-betul membantu masyarakat Tasikmalaya, tapi betul itu belum tentu benar. Saya masih tetap akan di Kota Tasik, kita masih bisa bertemu," kata Budi, sebelum bersalaman dengan sebagian para pegawainya.

Baca berita selengkapnya: Wali Kota Tasikmalaya Menangis Saat ke Kantor Pasca-ditetapkan Tersangka oleh KPK

4. Kapal patroli TNI AL ditabrak kapal milik Pemerintah Vietnam

KRI Tjiptadi-381 yang sedang melakukan patroli di utara perairan Natuna, Kepulauan Riau ditabrak 2 kapal pengawas perikanan Vietnam KN 264 dan KN 231 secara sengaja saat sedang membawa Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang tertangkap melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia di Natuna, Sabtu (27/4/2019). Dok. TNI AL KRI Tjiptadi-381 yang sedang melakukan patroli di utara perairan Natuna, Kepulauan Riau ditabrak 2 kapal pengawas perikanan Vietnam KN 264 dan KN 231 secara sengaja saat sedang membawa Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang tertangkap melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia di Natuna, Sabtu (27/4/2019).

Tindakan arogansi dan memalukan kembali dilakukan pihak Vietnam. Kali ini terjadi pada kapal patroli TNI AL, KRI Tjiptadi-381 yang sedang melakukan patroli di utara perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Dua kapal pengawas perikanan Vietnam KN 264 dan KN 231 telah dengan sengaja menabrakan diri ke KRI Tjiptadi-381 yang sedang membawa Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang tertangkap melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia khususnya wilayah utara perairan Natuna.

Dari kejadian ini tidak saja merusak KRI Tjiptadi-381, bahkan KIA Vietnam BD 979 juga mengalami kebocoran hingga akhirnya tenggelam akibat ditabrak kapal pengawasan Vietnam tersebut.

Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com membenarkan atas terjadinya insiden tersebut yang terjadi sekitar pukul 14.45 WIB, Sabtu (27/4/2019).

"Dua kapal pengawas perikanan Vietnam melakukan provokasi melalui usaha mengganggu proses penegakkan hukum dengan cara menumburkan kapalnya ke KRI Tjiptadi-381," kata Yudo melalui rilis yang diterima Kompas.com, Senin (29/4/2019).

Baca berita selengkapnya: 2 Kapal Pemerintah Vietnam Tabrak KRI Tjiptadi-381 yang Sedang Patroli

5. Polisi tangkap penyebar video hoaks indikasi kecurangan pemilu

Tangkapan layar video hoaks Indikasi Kecurangan Pemilu di KPU Jombang Jawa Timur yang beredar di YouTube. Video tersebut diposting pelaku pada 19 April 2019.KOMPAS.com/MOH. SYAFII Tangkapan layar video hoaks Indikasi Kecurangan Pemilu di KPU Jombang Jawa Timur yang beredar di YouTube. Video tersebut diposting pelaku pada 19 April 2019.

Pelaku penyebaran video hoaks mengenai indikasi kecurangan pemilu di KPU Jombang, Jawa Timur, diringkus polisi.

Kasat Reserse Kriminal Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu mengatakan, pelaku ditangkap di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2019).

"Diamankan kemarin siang, di rumah mertuanya," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/4/2019).

Pelaku yang diringkus adalah Rukman, pemilik akun TV Explore pada platform media sosial YouTube.

Pelaku tinggal di Kampung Gandayayi, Curah Rejo, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Baca berita selengkapnya: Penyebar Video Hoaks "Emak-emak Labrak Gudang KPU" Ditangkap di Rumah Mertua

Sumber: KOMPAS.com (Moh. Syafií, Hadi Maulana, Irwan Nugraha, Perdana Putra, Michael Hangga Wismabrata)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com